Swedia, negara di Eropa Utara yang terkenal adem itu, tengah dilanda masalah sosial-keamanan. Geng-geng yang berbahaya merajalela bikin was-was masyarakat.
Dilansir AP, Jumat (29/9/2023), kondisi maraknya geng kekerasan ini sudah berlangsung bertahun-tahun belakangan. Puncaknya pada bulan ini terjadi penembakan dan pengeboman. Tiga orang tewas dalam peristiwa semalaman akibat bentrokan kelompok berandalan.
Senin (25/9) lalu, Ada seorang perempuan usia 20-an yang tewas karena ledakan di Kota Uppsala, sebelah utara Stockholm. Perempuan itu adalah korban yang tidak terkait dengan konflik antargeng. Ada pula pemuda 18 tahun yang tewas kena tembak di luar kompleks arena olahraga pinggiran Stockholm. Total, ada lebih dari 60 orang tewas tahun lalu.
Ada dua geng yang bersaing di Swedia. Geng paling terkemuka bernama Foxtrot yang dipimpin Rawa Majid. Gangster terkemuka di Swedia dipimpin oleh orang berkewarganegaraan ganda, Swedia sekaligus Turki. Satunya lagi, ada gangster yang dipimpin oleh mantan letnan. Mereka bertarung memperebutkan perkara obat terlarang dan senjata.
Pemerintah dan oposisi sayap kiri Swedia saling menyalahkan mengenai kondisi ini. Pemerintah menyalahkan kebijakan imigrasi dan gagalnya integrasi imigran-penduduk pribumi Swedia.
Swedia termasuk negara di Eropa yang punya kebijakan liberal soal imigrasi. Swedia mempersilakan pencari suaka dari Timur Tengah dan Afrika untuk masuk ke negaranya. Namun sejak tingkat kriminalitas meningkat, Swedia meningkatkan pembatasan imigran.
Selanjutnya, PM Swedia bersumpah kalahkan geng-geng kriminal:
Lihat juga Video: Penampakan Kereta di Swedia Anjlok Gegara Hujan Deras
(dnu/dnu)