PBB: Tentara Rusia Perkosa-Siksa Warga Ukraina hingga Tewas

PBB: Tentara Rusia Perkosa-Siksa Warga Ukraina hingga Tewas

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 26 Sep 2023 11:18 WIB
Russian soldiers walk through the debris of the Metallurgical Combine Azovstal, in Mariupol, on the territory which is under the Government of the Donetsk Peoples Republic control, eastern Ukraine, Monday, June 13, 2022. The plant was almost completely destroyed during the siege of Mariupol. This photo was taken during a trip organized by the Russian Ministry of Defense. (AP Photo)
Ilustrasi -- Tentara Rusia saat memeriksa puing yang hancur dalam pertempuran di wilayah Ukraina (dok. AP Photo)
Jenewa -

Hasil penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan tindakan keji dan biadab pasukan militer Rusia yang menginvasi Ukraina sejak setahun lalu. Laporan PBB menyebutkan bahwa tentara Moskow menyiksa warga Ukraina secara brutal hingga tewas.

Tidak hanya itu, menurut laporan PBB, tentara Rusia bahkan secara biadab memperkosa wanita-wanita Ukraina dan memaksa keluarga para korban untuk mendengarkan saat mereka lakukan tindak pemerkosaan itu.

Seperti dilansir Reuters, Selasa 926/9/2023), laporan itu disusun oleh Komisi Penyelidikan Ukraina yang ditugaskan PBB untuk melakukan penyelidikan di lapangan saat invasi Moskow terus berlanjut di wilayah Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komisi Penyelidikan Ukraina, Erik Mose, menuturkan kepada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di Jenewa bahwa tim penyelidik telah 'mengumpulkan bukti lebih lanjut yang menunjukkan penggunaan penyiksaan oleh Angkatan Bersenjata Rusia di wilayah-wilayah yang mereka kuasai telah meluas dan sistematis'.

"Dalam beberapa kasus, penyiksaan dilakukan dengan sangat brutal hingga menyebabkan kematian korban," sebut Mose dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

"Tentara-tentara Rusia memperkosa dan melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan-perempuan berusia 19 tahun hingga 83 tahun," ungkapnya merujuk hasil penyelidikan timnya di wilayah Kherson, Ukraina, yang diduduki pasukan Moskow.

Bahkan seringkali, sebut Mose, keluarga-keluarga dibiarkan tetap ada di rumah-rumah sebelahnya dan dipaksa mendengarkan tindak pemerkosaan yang terjadi.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Saat Zelensky Jadi Tamu di Gedung Putih, Bicara Bantuan Perang dengan Biden':

[Gambas:Video 20detik]



Rusia telah membantah pasukannya melakukan kekejaman atau menargetkan warga sipil dalam operasi militer di Ukraina. Mose menambahkan bahwa upaya komisinya melakukan komunikasi dengan Moskow tidak mendapatkan tanggapan.

Rusia diberi kesempatan untuk menanggapi tuduhan itu dalam Sidang Dewan HAM PBB, namun tidak ada perwakilan negara itu yang hadir. Kementerian Pertahanan Rusia juga belum memberikan komentarnya.

Saat ditanya dalam konferensi pers soal jumlah kasus penyiksaan yang berujung kematian, anggota Komisi Penyelidikan Ukraina Pablo de Greiff mengatakan tidak mungkin untuk mengetahui jumlahnya karena terbatasnya akses. Namun dia menyebut jumlahnya 'cukup besar dan berasal dari berbagai wilayah yang berbeda, baik dekat maupun jauh dari garis depan pertempuran'.

Pada Agustus dan September lalu, komisi yang dipimpin Mose mengunjungi wilayah Ukraina yang sebelumnya diduduki pasukan Rusia, seperti di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia. Ditemukan bahwa tindak penyiksaan banyak terjadi di pusat-pusat tahanan yang dioperasikan otoritas Rusia dan terutama terhadap orang-orang yang dituduh menjadi informan Ukraina.

Komisi Penyelidikan Ukraina sebelumnya menyebut pelanggaran yang dilakukan pasukan Rusia di Ukraina, termasuk penggunaan penyiksaan, mungkin mengarah pada kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dalam penyelidikannya, sebut Mose, Komisi Penyelidikan Ukraina juga menemukan 'sedikit kasus' pelanggaran yang dilakukan pasukan Ukraina. Dia menyebut pelanggaran-pelanggaran itu terkait serangan membabi-buta dan perlakuan buruk terhadap tahanan Rusia.

Kyiv sebelumnya mengatakan pihaknya memeriksa semua informasi soal tuduhan perlakuan buruk terhadap tahanan perang dan menegaskan akan menyelidiki setiap pelanggaran, serta mengambil tindakan hukum yang sesuai.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads