Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau meminta India untuk bekerja sama dalam penyelidikan pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh di wilayah British Columbia, Kanada. Trudeau juga mengatakan Kanada tidak akan merilis bukti-bukti terkait pembunuhan yang membuat tegang hubungan kedua negara.
Trudeau sebelumnya mengatakan pada hari Senin lalu, bahwa Ottawa memiliki tuduhan yang dapat dipercaya yang mengaitkan agen-agen pemerintah India dengan pembunuhan Hardeep Singh Nijjar pada bulan Juni lalu. Tuduhan ini memicu reaksi marah dari pemerintah India. Nijjar (45) adalah warga negara Kanada.
"Tidak ada keraguan bahwa India adalah negara yang semakin penting dan negara yang perlu terus kita ajak kerja sama... dan kami tidak bermaksud memprovokasi atau menimbulkan masalah," kata Trudeau dalam konferensi pers di New York mengenai hal ini di sela-sela Sidang Umum PBB. "Tetapi kami sangat tegas mengenai pentingnya supremasi hukum dan tegas mengenai pentingnya melindungi warga Kanada," imbuhnya, dikutip kantor berita AFP, Jumat (22/9/2023).
"Itulah sebabnya kami menyerukan kepada pemerintah India untuk bekerja sama dengan kami dalam membangun proses untuk menemukan dan mengungkap kebenaran masalah ini," ujar pemimpin Kanada tersebut.
Nijjar ditembak mati di luar sebuah kuil Sikh pada 18 Juni lalu, di wilayah Surrey, pinggiran Vancouver yang ditinggali mayoritas warga Sikh di Kanada. Dia disebut mendukung Tanah Air Sikh dalam bentuk negara Khalistani yang merdeka.
Sosok Nijjar telah ditetapkan oleh India sebagai 'teroris' sejak Juli 2020.
Trudeau saat berbicara dalam rapat parlemen darurat pada Senin (18/9), menegaskan bahwa keterlibatan pemerintah asing dalam pembunuhan warga negara Kanada adalah 'pelanggaran kedaulatan yang tidak bisa diterima'.
Simak juga Video: Duh! PM Kanada Nggak Bisa Pulang dari India Gegara Pesawat Mogok
(ita/ita)