Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Duta Besar negaranya untuk Niger dan beberapa diplomat Prancis lainnya kini 'disandera' di Kedutaan Besar Prancis yang ada di ibu kota Niamey. Niger kini dikuasai oleh junta militer setelah kudeta menggulingkan pemerintahan sipil negara itu pada Juli lalu.
Seperti dilansir CNN, Sabtu (16/9/2023), Macron menyampaikan hal tersebut saat berbicara kepada wartawan dalam kunjungannya di wilayah Cote D'Or, Prancis, pada Jumat (15/9) waktu setempat.
"Benar-benar disandera di Kedutaan Prancis," sebut Macron merujuk pada Duta Besar Prancis Sylvain Itte dan para diplomat Prancis lainnya di Niger.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Macron menyebut bahwa 'pengiriman makanan dilarang' ke Kedutaan Prancis di Niamey, dan bahwa Dubes Prancis hanya 'memakan jatah militer'.
"Tidak bisa pergi keluar, dia sudah ditetapkan persona non grata dan dia tidak diberi makanan," tutur Macron merujuk pada Itte yang telah diusir oleh junta militer Niger untuk keluar dari negara tersebut.
Diketahui bahwa setelah mengambil alih kekuasaan di negara Afrika Barat itu pada Juli lalu, junta militer Niger menetapkan status persona non grata atau mengusir Dubes Prancis untuk segera meninggalkan negara tersebut.
Junta militer Niger juga mencabut visa Itte dan memerintahkan kepolisian untuk mengusirnya.
Saat ditanya lebih lanjut apakah ada upaya memulangkan Duta Besar Prancis itu, Macron menekankan otoritas Presiden Niger Mohamed Bazoum masih diakui oleh Paris.
"Saya akan melakukan apapun yang kita sepakati dengan Presiden Bazoum karena dia adalah otoritas yang sah dan saya berbicara dengannya setiap hari," ucap Macron kepada wartawan.
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Catherine Colonna, Itte saat ini masih bekerja sebagai Duta Besar Prancis di Niger.
"Duta Besar masih bekerja, saya bisa mengonfirmasi itu, dan dia sangat berguna melalui kontak-kontaknya, timnya, masih ada tim kecil yang bersamanya," sebut Colonna dalam wawancara dengan televisi Prancis LCI.
Colonna menambahkan bahwa Itte 'akan bertahan selama kami menginginkannya tetap tinggal' dan penarikannya pulang ke Prancis menjadi wewenang Macron.
Belum ada tanggapan junta militer Niger soal tuduhan Macron yang menyebut Duta Besar Prancis disandera ini.