Empat orang tewas dan puluhan lainnya masih hilang setelah hujan badai melanda China barat daya pekan lalu. Demikian media pemerintah China melaporkan pada Rabu (30/8).
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (30/8/2023), hujan deras melanda Jinyang, sebuah daerah pegunungan di provinsi Sichuan pada tanggal 21 Agustus, namun tingkat kerusakannya tidak segera dilaporkan.
Lebih dari seminggu setelah hujan turun, stasiun televisi pemerintah CCTV mengatakan pada hari Rabu bahwa badai tersebut memicu banjir yang melanda lokasi pemrosesan baja, tempat lebih dari 200 orang bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, banjir telah menyebabkan empat kematian dan menyebabkan 48 orang hilang, dan upaya penyelamatan sedang berlangsung," lapor CCTV.
CCTV menambahkan bahwa lima orang telah ditahan karena dicurigai "gagal melaporkan atau salah melaporkan insiden keselamatan".
Presiden Xi Jinping memerintahkan para pejabat untuk "melakukan semua yang mereka bisa untuk mencari orang-orang yang hilang... dan menghibur keluarga mereka", kata CCTV.
Xi mengatakan bahwa insiden tersebut "harus diselidiki sepenuhnya dan pihak-pihak yang bertanggung jawab akan ditangani sesuai dengan hukum".
China telah mengalami serangkaian bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir.
Setidaknya 78 orang tewas ketika Topan Doksuri membawa hujan yang memecahkan rekor di seluruh China utara bulan lalu, kata pihak berwenang.
Para ilmuwan mengatakan pemanasan global yang disebabkan oleh manusia telah memperburuk kejadian cuaca ekstrem, menjadikannya lebih mungkin terjadi dan lebih mematikan.