Tempelan ayat Al-Qur'an dari umat Islam ke rumah warga Kristen di Pakistan bak menjadi penyelamat di tengah situasi yang memanas. Kertas dengan tulisan ayat suci Al-Qur'an itu ditujukan mencegah warga Kristen menjadi sasaran amukan massa akibat kasus penodaan agama.
Sebagai informasi, kericuhan terjadi di Pakistan usai dua warga Kristen diduga menodai kitab suci umat Islam, Al-Quran. Dilansir BBC, Jumat (18/8/2023), kerusuhan terjadi di Jaranwala yang berada di timur Provinsi Punjab.
Dilaporkan Reuters, polisi menyebut ada kita Al-Qur'an yang dicoret-coret dengan tulisan bertinta merah dengan nada kebencian. Polisi sebenarnya sedang menangani peristiwa ini, namun warga terlanjur marah akibat peristiwa tersebut.
Polisi menyatakan pihak yang dituduh sebagai pelaku merupakan kakak-beradik. Penodaan agama terancam hukuman mati di Pakistan,
Kasus itu pun jarang terjadi. Namun di waktu-waktu lalu, puluhan orang sudah dihakimi massa sampai mati setelah menjadi tersangka penistaan agama.
Kepala menteri provinsi Punjab, Mohsin Naqvi, mengatakan pada Kamis malam bahwa 'tersangka utama' dalam penodaan agama itu telah ditangkap. Namun, dia tak memberikan rincian lebih lanjut.
Kericuhan sudah terjadi sejak Rabu (16/8) lalu. Ribuan muslim di Pakistan membakar gereja-gereja dan merusak rumah milik warga Kristen gara-gara marah dugaan Al-Qur'an dinodai dua warga Kristen.
"Mereka memecahkan jendela, pintu, dan merampas kulkas, sofa, kursi, dan perabotan rumah lainnya. Dan itu semua ditumpuk di depan gereja untuk dibakar. Mereka juga membakar dan menodai Alkitab. Mereka kejam," kata seorang warga Kristen, Yassir Bhattti.
Setidaknya, ada empat gereja yang dibakar dan 12 gedung dirusak. Kristen merupakan agama minoritas di Pakistan di mana 96% warga Pakistan merupakan umat Islam.
Sumber pemerintah menyebut massa kebanyakan merupakan orang-orang dari partai Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP). Namun, TLP telah membantah kabar bahwa mereka terlibat dalam kerusuhan itu.
Perdana Menteri interim Pakistan, Anwaar ul Haq Kakar, telah meminta aparat menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut. Selain itu, Uskup Pakistan di Kota Lahore, Azad Marshall, mengatakan komunitas Kristen 'sangat sedih dan tertekan' akibat peristiwa itu.
"Kami menyerukan keadilan dan tindakan dari penegak hukum dan mereka yang memberikan keadilan, dan keselamatan semua warga negara untuk segera turun tangan dan meyakini kami bahwa hidup kami berharga di tanah air kami sendiri," tulisnya dalam unggahan di Twitter (X).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(haf/haf)