Mata-mata China Retas Email Anggota Parlemen AS

Mata-mata China Retas Email Anggota Parlemen AS

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 16 Agu 2023 11:44 WIB
Republican U.S. Rep. Don Bacon of Nebraska, running for re-election to the U.S. House of Representatives in the 2022 U.S. midterm elections, appears in an undated handout photo provided October 11, 2022. /U.S House of Representatives/Handout via REUTERS /File Photo Acquire Licensing Rights
Anggota parlemen AS dari Partai Republik Don Bacon (U.S House of Representatives/Handout via REUTERS /File Photo Acquire Licensing Rights)
Washington DC -

Seorang anggota parlemen Amerika Serikat (AS) menuturkan dirinya mendapatkan peringatan dari Biro Investigasi Federal (FBI) soal email miliknya diretas oleh mata-mata China. Baik pesan pribadi maupun pesan kampanye sang anggota parlemen AS dari Partai Republik itu telah disusupi oleh hacker Beijing.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (16/8/2023), Don Bacon yang merupakan anggota parlemen Partai Republik untuk negara bagian Nebraska, diberitahu bahwa Partai Komunis China memiliki akses terhadap akun email miliknya selama sekitar satu bulan yang berakhir pada 16 Juni lalu.

Dalam pernyataan via media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter, Bacon menyebut peretasan itu merupakan akibat dari 'kerentanan software Microsoft'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Bacon itu tampaknya merujuk pada rentetan peretasan yang diungkapkan Microsoft bulan lalu, yang dilaporkan memicu pencurian ratusan ribu email milik para pejabat senior AS, termasuk Menteri Perdagangan Gina Raimondo dan Duta Besar AS untuk China Nicholas Burns.

Media terkemuka AS, CNN, sebelumnya melaporkan bahwa beberapa akun email pada House of Representatives atau DPR AS menjadi target dalam bagian operasi peretasan yang sama.

ADVERTISEMENT

"Ada beberapa korban lainnya dalam operasi dunia maya ini," sebut Bacon dalam pernyataannya.

"Pemerintah Komunis di China bukanlah teman kita dan sangat aktif dalam melakukan spionase dunia maya," tuduhnya.

Dalam tanggapannya, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC menyebut laporan itu sebagai 'fitnah' dan bagian dari 'narasi tidak berdasar'. Juru bicara itu juga menuduh pemerintah AS telah melemahkan kedaulatan China dengan penjualan senjata baru-baru ini untuk Taiwan.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sementara itu, FBI dan Microsoft menolak untuk berkomentar.

Bacon yang terpilih menjadi anggota Kongres AS sejak tahun 2016 ini merupakan mantan brigadir jenderal Angkatan Udara AS. Saat ini, Bacon bertugas pada Komisi Angkatan Bersenjata DPR AS, yang membantu dalam memutuskan anggaran tahunan dan rencana anggaran militer AS.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara untuk Bacon menyebut FBI telah memberitahu sang anggota parlemen AS itu bahwa para hacker China menyusup ke dalam akun email dan mencuri informasi yang berkaitan dengan perbankan pribadi, strategi politik, dan penggalangan dana kampanye.

Menurut juru bicaranya, Bacon kemungkinan besar memang menjadi target karena dukungan publik yang diberikannya kepada Taiwan dan komentarnya yang kritis soal perlakuan China terhadap etnis minoritas Muslim Uighur.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads