Pemerintah China melontarkan kecaman keras terhadap kunjungan singkat Wakil Presiden (Wapres) Taiwan William Lai ke Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan. Beijing menuduh Lai sebagai separatis dan 'pembuat onar terus-menerus'.
Seperti dilansir Reuters, Senin (14/8/2023), pemerintah China juga menegaskan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi kedaulatannya. Penegasan itu ditanggapi oleh Taipei yang balik menuding Beijing sebagai 'pembuat onar'.
Lai yang menjadi kandidat terdepan untuk Presiden Taiwan berikutnya dalam pemilu pada Januari tahun depan, tiba di New York, AS, pada Sabtu (12/8) waktu setempat, untuk apa yang secara resmi disebut sebagai persinggahan transit dalam perjalanan ke Paraguay untuk pelantikan presiden negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China yang mengklaim Taiwan sebagai bagian wilayah kedaulatannya, telah berulang kali mengecam perjalanan Lai, termasuk transit di San Francisco, AS, pada Rabu (9/8) lalu dalam perjalanan pulang.
Kementerian Luar Negeri China merilis pertanyaan tak lama setelah Lai mendarat di New York, yang isinya menegaskan pihaknya menentang segala bentuk kunjungan 'separatis kemerdekaan Taiwan' ke AS.
"Lai dengan keras kepala menganut posisi separatis kemerdekaan Taiwan dan terus-menerus menjadi pembuat onar," sebut Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya.
Taiwan, sebut Kementerian Luar Negeri China, merupakan 'inti dari kepentingan inti China'. Disebutkan juga oleh Beijing bahwa fakta berulang kali menunjukkan bahwa alasan meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan dipicu oleh sikap Taipei yang berusaha 'mengandalkan AS untuk mengupayakan kemerdekaan'.
"China mengikuti perkembangan dengan cermat dan akan mengambil tindakan tegas untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial," tegas Kementerian Luar Negeri China.
Lihat Video 'Rencana Pemerintah China Batasi Penggunaan HP untuk Anak-anak':
Saksikan Live DetikPagi:
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
AS, seperti kebanyakan negara lainnya, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, namun menjadi pendukung internasional dan pemasok senjata utama untuk Taipei. Undang-undang (UU) yang berlaku di AS juga mewajibkan negara itu untuk menyediakan sarana mempertahankan diri kepada Taiwan.
Washington mampu menjaga keseimbangan dalam mengizinkan transit para pejabat Taiwan di wilayahnya, dengan mengirim dukungan untuk Taipei via Telegram tanpa terlalu membuat marah China, yang memandangnya sebagai langkah provokatif menuju kemerdekaan.
Taiwan Balik Tuding China sebagai 'Pembuat Onar'
Dalam tanggapannya, Dewan Urusan Daratan China di Taiwan balik menuding Beijing sebagai pembuat onar yang sebenarnya, dengan merujuk pada insiden bulan ini di Laut China Selatan yang menyeret China dan Filipina serta tindakan pelecehan militer yang dilakukan negara itu terhadap Taiwan.
"Pemerintah kami dengan tegas membela kedaulatan dan keamanan nasional, menjaga garis pertahanan demokrasi dan kebebasan, dan tidak akan pernah mundur, apalagi menyerah," tegas Dewan Urusan Daratan China di Taiwan dalam pernyataannya.
Beijing pada dasarnya tidak menyukai Lai, yang sebelumnya menggambarkan dirinya sebagai 'pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan'. Namun Lai juga berulang kali mengatakan saat kampanye bahwa dirinya tidak akan berupaya mengubah status quo dan menegaskan hanya rakyat Taiwan yang bisa memutuskan masa depan mereka.
Secara terpisah, sejumlah pejabat Taiwan mengungkapkan bahwa China kemungkinan akan menggelar latihan militer di dekat Taiwan pada pekan ini, dengan menjadikan kunjungan Lai ke AS sebagai dalih untuk mengintimidasi pemilih menjelang pemilu tahun depan dan membuat mereka 'takut perang'.
Saksikan Live DetikPagi: