Seorang warga negara Jerman yang bekerja untuk militer ditangkap atas dugaan menjadi mata-mata Rusia. Penangkapan itu dilakukan di tengah peringatan soal meningkatnya aktivitas spionase oleh Moskow.
Seperti dilansir AFP, Kamis (10/8/2023), jaksa federal Jerman mengumumkan penangkapan itu dalam pernyataan yang dirilis Rabu (9/8) waktu setempat. Disebutkan bahwa tersangka, yang tidak disebut namanya, menawarkan jasanya kepada 'Kedutaan Besar Rusia di Berlin' di antara lembaga-lembaga Rusia lainnya.
"Tersangka diduga kuat bekerja untuk dinas intelijen asing," sebut kantor kejaksaan federal Jerman dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tersangka yang berjenis kelamin pria itu diidentifikasi sebagai Thomas H dan diketahui pernah bekerja untuk Departemen Peralatan, Teknologi Informasi dan Pendukung In-Service pada militer Jerman.
Menurut situs resminya, departemen itu mengembangkan, menguji, dan menjadi sumber persenjataan yang digunakan oleh militer, mulai dari sistem IT rumit untuk tank dan pesawat hingga peralatan tempur personel yang digunakan para tentara.
Menurut kantor kejaksaan federal Jerman, tersangka ditangkap pada 27 Juli lalu di kota Koblenz dan apartemen serta tempat kerjanya digeledah. Tersangka secara resmi ditahan di penjara mulai Rabu (9/8) waktu setempat.
"Pada Mei 2023, dia mendekati Konsulat Jenderal Rusia di Bonn dan Kedutaan Besar Rusia di Berlin, dan menawarkan kerja samanya," sebut jaksa penuntut Jerman dalam pernyataannya.
"Dalam prosesnya, dia menyampaikan informasi yang dia peroleh selama aktivitas profesionalnya untuk diteruskan kepada dinas intelijen Rusia," imbuh jaksa penuntut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Sisa-sisa Roket Satelit Mata-mata Korut Ditemukan Lagi, Ini Wujudnya
Penyelidikan terhadap tersangka dilakukan dengan berkoordinasi erat dengan intelijen militer dan badan keamanan domestik BfV. Penangkapan tersangka terjadi setelah BfV pada Juni lalu memperingatkan risiko 'operasi spionase Rusia yang agresif' saat Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
BfV, dalam laporan tahunannya, menyebut bahwa sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia dan dukungan mereka untuk upaya militer Ukraina berarti Kremlin memiliki 'minat yang meningkat' dalam pengumpulan informasi.
"Di masa mendatang, operasi spionase Rusia yang semakin sembunyi-sembunyi dan agresif diperkirakan akan terjadi, demikian juga dengan aktivitas dunia maya yang berasal dari Rusia," sebut BfV dalam laporannya.