Rusia kembali melaporkan telah menembak jatuh sedikitnya 11 drone Ukraina di dekat wilayah Crimea pada Kamis (10/8) dini hari. Dua drone lainnya ditembak jatuh saat terdeteksi mengudara ke wilayah Moskow.
"Dua UAV (kendaraan udara tanpa awak) yang terbang ke arah kota Moskow telah dihancurkan," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan via Telegram, seperti dilansir AFP, Kamis (10/8/2023).
Dua drone dari total 11 drone Ukraina, sebut Kementerian Pertahanan Rusia, ditembak jatuh di dekat Crimea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dekat Kota Sevastopol, dua UAV dihantam oleh peralatan pertahanan antipesawat yang sedang diaktifkan, sembilan drone lainnya dilumpuhkan dengan alat peperangan elektronik dan jatuh di Laut Hitam sebelum mencapai target," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Ditambahkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia bahwa tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat drone-drone Ukraina itu.
Serangan drone terbaru itu terjadi sehari setelah Moskow melaporkan dua drone tempur Kyiv ditembak jatuh saat mengudara ke arah ibu kota Rusia. Serangan tersebut tercatat sebagai serangan keempat yang terjadi di dekat Moskow dalam sepekan terakhir.
Hingga rentetan serangan melanda dalam beberapa bulan terakhir, Moskow sebelumnya tidak menjadi target serangan selama invasi dilancarkan Rusia ke wilayah Ukraina sejak Februari 2022.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Semenanjung Crimea, yang dicaplok Kremlin dari Ukraina tahun 2014 lalu, juga diganggu beberapa serangan yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Pada Sabtu (5/8) lalu, Moskow melaporkan telah menembak jatuh sebuah drone di atas lautan dekat Sevastopol, yang menjadi pangkalan Armada Laut Hitam Rusia.
Sementara pada Juli lalu, rentetan serangan drone Ukraina memicu ledakan di depot amunisi di Crimea dan merusak jembatan yang membentang di atas Selat Kerch, yang menghubungkan Crimea dengan daratan utama Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan, bulan lalu, bahwa 'perang' akan datang ke Rusia, dengan 'pusat simbolis dan pangkalan militer' negara itu menjadi target serangan.