Gawat! Zat Pemicu Kanker Ditemukan di Pangkalan Rudal Nuklir AS

Gawat! Zat Pemicu Kanker Ditemukan di Pangkalan Rudal Nuklir AS

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 08 Agu 2023 14:17 WIB
A deactivated US Titan II nuclear ballistic missile (BRENDAN SMIALOWSKI/AFP)
Ilustrasi -- Rudal nuklir AS, Titan, yang sudah tidak aktif (dok. BRENDAN SMIALOWSKI/AFP)
Washington DC -

Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mendeteksi karsinogen, zat pemicu kanker, dalam level yang tidak aman di pusat kendali peluncuran bawah tanah yang ada di pangkalan rudal nuklir Montana. Temuan ini diumumkan saat ratusan orang melaporkan diagnosis kanker di wilayah tersebut.

Perintah pembersihan terbaru telah diberikan untuk area tersebut. Demikian seperti dilansir Associated Press, Selasa (8/8/2023).

"(Temuan) Ini menjadi yang pertama dari pengambilan sampel ekstensif pada pangkalan rudal balistik antarbenua AS yang aktif untuk mengatasi masalah kanker secara spesifik, yang dibahas oleh anggota komunitas rudal," demikian pernyataan Komando Tempur Global Angkatan Udara AS yang dirilis Senin (7/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sampel tersebut, menurut pernyataan itu, dua fasilitas peluncuran di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom di Montana menunjukkan tingkat PCB yang lebih tinggi dari ambang batas yang direkomendasikan oleh Badan Perlindungan Lingkungan (EPA). PCB merupakan zat berminyak atau lilin yang diidentifikasi sebagai kemungkinan karsinogen oleh EPA.

Merespons temuan itu, Komandan Komando Serangan Global Angkatan Udara, Jenderal Thomas Bussiere, mengarahkan 'langkah-langkah segera untuk memulai proses pembersihan fasilitas yang terdampak dan mengurangi paparan oleh para penerbang dan penjaga kita terhadap kondisi yang berpotensi berbahaya'.

ADVERTISEMENT

Setelah penjelasan militer yang didapatkan Associated Press pada Januari lalu menunjukkan bahwa setidaknya sembilan missileer -- prajurit yang bertanggung jawab memantau dan menembakkan rudal -- didiagnosis dengan limfoma non-Hodgkin, merupakan kanker darah yang langka.

Data itu didapat setelah Sekolah Kedokteran Dirgantara Angkatan Udara melakukan penelitian untuk melihat kanker di antara komunitas awak rudal di AS. Limfoma non-Hodgkin merupakan jenis kanker darah yang menggunakan sistem getah bening tubuh yang melawan infeksi untuk menyebar.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Penelitian itu juga menyebut ada kemungkinan ratusan penyakit kanker dari semua jenis, yang didasarkan pada data baru kelompok akar rumput yang beranggotakan mantan awak rudal dan anggota keluarga mereka yang masih hidup.

Menurut Torchlight Initiative, sedikitnya 268 tentara yang bertugas di pangkalan rudal nuklir AS, atau anggota keluarga mereka yang masih hidup, telah melaporkan diagnosis kanker, penyakit darah atau penyakit lainnya selama beberapa dekade terakhir.

Setidaknya ada 217 kasus yang dilaporkan adalah kanker, dengan sedikitnya 33 kasus di antaranya merupakan limfoma non-Hodgkin.

Yang patut diperhatikan soal angka-angka yang dilaporkan adalah komunitas missileer sangat kecil. Hanya beberapa ratus penerbang yang bertugas sebagai missileer di masing-masing pangkalan, dari total tiga pangkalan rudal balistik antarbenua Minuteman III yang bisa diluncurkan dari silo, setiap tahunnya.

Tiga pangkalan rudal Minutemen III di AS itu diketahui ada di Malmstrom, kemudian Pangkalan Udara FE Warren di Wyoming dan Pangkalan Angkatan Udara Minot di North Dakota. Data Torchlight Initiative menyebut hanya ada sekitar 21.000 missiller sejak operasi Minuteman dimulai pada awal tahun 1960-an silam.

Sebagai pembanding, dalam populasi umum AS, data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyebut ada sekitar 403 kasus kanker baru yang dilaporkan per 100.000 orang setiap tahunnya. Kanker limfoma non-Hodgkin, menurut Masyarakat Kanker Amerika, mempengaruhi sekitar 19 orang, per 100.000 orang, setiap tahunnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads