Diminta China Tinggalkan Pos di Laut China Selatan, Filipina Menolak!

Diminta China Tinggalkan Pos di Laut China Selatan, Filipina Menolak!

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 07 Agu 2023 18:06 WIB
A security guard signals to a car with diplomatic plates and Chinese flag as he parks at the Philippine Department of Foreign Affairs in Manila, Philippines on Monday, Aug. 7, 2023. The Philippine government summoned the Chinese ambassador on Monday to convey a diplomatic protest over the Chinese coast guards use of a water cannon against a Filipino supply boat in the disputed South China Sea, a Philippine official said. (AP Photo/Aaron Favila)
Momen saat kapal Penjaga Pantai China menembakkan meriam air ke kapal Filipina di Laut China Selatan (dok. AP/Aaron Favila)
Manila -

Perselisihan antara Filipina dan China di perairan sengketa Laut China Selatan masih berlanjut. Beijing kali ini menyerukan agar Manila meninggalkan pos militernya yang dibangun di beting sengketa di Laut China Selatan dan berhenti mengirim pasokan militer ke sana. Seruan itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Filipina.

Seperti dilansir Reuters, Senin (7/8/2023), cekcok terbaru itu terjadi setelah Filipina menuduh kapal Penjaga Pantai China menghalangi dan menembakkan meriam air ke arah kapalnya yang membawa pasokan militer untuk pasukannya yang menjaga pos militer Manila di Second Thomas Shoal.

Second Thomas Shoal, yang disebut oleh Manila sebagai Ayungin Shoal, merupakan beting atau atol yang menjadi pos bagi segelintir tentara Filipina yang tinggal di atas kapal Amerika Serikat (AS) era Perang Dunia II yang sengaja dikaramkan tahun 1999 lalu, untuk menegaskan klaim kedaulatan Filipina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat senior pada Dewan Keamanan Nasional Filipina (NSC), Jonathan Malaya, menegaskan bahwa peningkatan kehadiran China di Second Thomas Shoal tidak akan menghalangi tekad Manila untuk melindungi posisinya di sana.

"Kami tidak akan pernah meninggalkan Ayungin Shoal," tegas Malaya menggunakan nama lokal dari Second Thomas Shoal. Penegasan Malaya itu membantah seruan China agar Filipina memindahkan kapal perang dari atol tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kami akan terus memasok pasukan di kapal yang dikaramkan selama diperlukan," jelasnya dalam konferensi pers bersama militer, Penjaga Pantai dan Kementerian Luar Negeri Filipina.

"Menjadi hak kami untuk membawa apa saja yang diperlukan untuk menjaga stasiun dan memastikan pasukan kami di sana telah disiapkan secara baik," sebut Malaya dalam pernyataannya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Penampakan Kim Jong Un di Parade Militer, Pamer Rudal ke Delegasi China':

[Gambas:Video 20detik]



Otoritas Penjaga Pantai China pada Senin (7/8) waktu setempat menyerukan kepada Filipina untuk tidak mengirimkan kapal ke Second Thomas Shoal dan tidak lagi mengirimkan 'bahan konstruksi yang digunakan untuk perbaikan dan penguatan skala besar' ke kapal perang yang dikaramkan itu.

China mengklaim kedaulatannya atas hampir seluruh perairan Laut China Selatan, yang ditolak secara internasional. Beberapa negara lainnya, seperti Malaysia, Vietnam, Brunei, Taiwan dan Filipina, memiliki berbagai klaim atas wilayah tertentu di Laut China Selatan.

Penggunaan meriam air oleh Penjaga Pantai China pada Sabtu (5/8) bukanlah yang pertama kalinya. Pada November 2021 lalu, kapal Beijing juga menyemprotkan meriam air ke arah kapal-kapal Manila yang menjalankan misi memasok makanan dan air, untuk tentaranya yang berjaga di Second Thomas Shoal.

Aksi terbaru China, yang disebut militer Filipina sebagai tindakan 'berlebihan' itu, dinilai merusak upaya-upaya untuk memperkuat kepercayaan antara kedua negara. Kementerian Luar Negeri Filipina menekankan 'sangat dibutuhkan' kode etik di perairan sengketa itu.

Hubungan antara Filipina dan China semakin diselimuti ketegangan di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr, dengan Manila beralih kembali ke sekutu tradisionalnya, Amerika Serikat (AS). Dukungan telah disampaikan oleh Washington, yang menuduh Beijing 'mengancam perdamaian dan stabilitas regional'.

Marcos, dalam pernyataan kepada wartawan seperti dilansir AFP, menuturkan bahwa Filipina telah memanggil Duta Besar China di Manila untuk memprotes insiden di Laut China Selatan itu.

"Menteri Luar Negeri kami telah memanggil Duta Besar Huang hari ini dan memberinya catatan lisan, termasuk gambar dan video soal apa yang terjadi dan kami sedang menunggu jawaban mereka," ucapnya.

Tidak ada korban luka dalam insiden di Second Thomas Shoal pada 5 Agustus itu. Namun satu dari dua kapal Filipina, yang membawa pasokan untuk pasukan militer Manila, gagal menuntaskan misinya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads