.webp)
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un melakukan inspeksi ke pabrik senjata utama di negara itu, termasuk yang memproduksi sistem artileri dan kendaraan peluncuran untuk rudal balistik berkemampuan nuklir. Kim Jong Un berjanji untuk mempercepat upaya memajukan persenjataan militer dan kesiapan perang Korut.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (7/8/2023), laporan kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA) menyebut inspeksi yang dilakukan oleh Kim Jong Un itu berlangsung selama tiga hari. Lokasi pabrik-pabrik senjata yang dikunjunginya tidak disebut lebih lanjut.
Dalam kunjungan ke sebuah pabrik yang memproduksi sistem artileri kaliber besar, sebut KCNA, Kim Jong Un menekankan 'tanggung jawab dan tugas penting (pabrik tersebut) dalam menyempurnakan kesiapan perang' Korut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kim Jong Un juga memuji upaya pabrik itu mengerahkan 'langkah-langkah ilmiah dan teknologi' untuk meningkatkan kualitas peluru, mengurangi waktu pemrosesan tabung propelan dan meningkatkan kecepatan produksi, namun juga menyerukan perlunya mengembangkan dan memproduksi peluru jenis baru.
Di sebuah pabrik lainnya yang memproduksi truk peluncur yang dirancang untuk mengangkut dan menembakkan rudal balistik, Kim Jong Un mengatakan bahwa peningkatan pasokan kendaraan menjadi prioritas utama militer dan memuji para pekerja karena membangun 'fondasi kuat' untuk produksi.
Sementara saat berkunjung ke pabrik yang memproduksi mesin untuk rudal jelajah dan drone, menurut KCNA, Kim Jong Un menyerukan produksi yang 'berkembang pesat'. Kunjungan juga dilakukan ke sejumlah pabrik senjata berukuran kecil, di mana Kim Jong Un menekankan perlunya memodernisasi senjata yang dibawa oleh para tentara Korut.
Foto-foto yang dirilis media pemerintah Korut menunjukkan Kim Jong Un menembakkan setidaknya dua senapan yang berbeda dari sebuah meja.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Penampakan Kim Jong Un di Parade Militer, Pamer Rudal ke Delegasi China':
Inspeksi Kim Jong Un itu dilakukan saat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) bersiap menggelar latihan militer gabungan selanjutnya, yang direncanakan untuk digelar pada akhir bulan ini, untuk mengatasi ancaman Korut yang semakin meningkat.
Ketegangan di Semenanjung Korea berada pada level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, karena laju uji coba rudal Korut dan latihan militer gabungan AS-Korsel sama-sama meningkat. Kim Jong Un menyebut latihan gabungan Washington dan Seoul itu sebagai latihan invasi terhadap wilayah Korut.
Sejumlah pakar menilai inspeksi yang dilakukan Kim Jong Un ke pabrik senjata Korut itu juga bisa dikaitkan dengan kemungkinan kerja sama militer dengan Rusia, yang mungkin melibatkan pasokan artileri dan amunisi buatan Pyongyang lainnya, saat Presiden Vladimir Putin menjangkau negara-negara lainnya untuk mendapatkan dukungan dalam perang di Ukraina.
Korut diketahui bersekutu dengan Rusia terkait perang di Ukraina dan menegaskan bahwa 'kebijakan hegemonik' dari negara-negara Barat yang dipimpin oleh AS telah memaksa Moskow untuk melindungi kepentingan keamanannya. Namun Pyongyang membantah tuduhan AS soal pihaknya memasok senjata ke Rusia.
