Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak semakin meningkatkan ketegangan. Hal ini disampaikan Erdogan dalam panggilan telepon pada hari Rabu (2/8) waktu setempat, setelah pasukan Rusia menyerang fasilitas penting untuk pengiriman biji-bijian dari Ukraina.
Erdogan adalah pemain kunci dalam kesepakatan yang kini kolaps, yang memungkinkan pengiriman biji-bijian Ukraina dengan aman di Laut Hitam, dan telah memposisikan dirinya sebagai perantara dalam konflik tersebut.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (3/8/2023), menurut kantor kepresidenan Turki, Erdogan mengatakan "tidak boleh ada langkah yang diambil yang akan meningkatkan ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin Turki itu menekankan pentingnya kesepakatan biji-bijian yang dia sebut sebagai "jembatan untuk perdamaian."
Kesepakatan itu, yang ditengahi oleh Turki dan PBB, memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian melalui pelabuhan Laut Hitamnya. Namun, kesepakatan itu berakhir bulan lalu setelah Moskow menarik diri.
Sebelumnya, otoritas Ukraina mengatakan pada hari Rabu (2/8) bahwa Rusia telah menyerang infrastruktur pelabuhan di Odesa, wilayah selatan Ukraina, menargetkan fasilitas yang digunakan untuk mengekspor biji-bijian sejak kolapsnya kesepakatan yang memungkinkan pengiriman dari Laut Hitam.
Akibat serangan itu, elevator biji-bijian, lumbung biji-bijian, dan gudang rusak atau hancur, kata jaksa penuntut.
Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa penonaktifan kesepakatan biji-bijian dalam jangka panjang "tidak akan menguntungkan siapa pun" dan bahwa negara-negara yang membutuhkan akan menderita dari hal tersebut, demikian menurut kantor kepresidenan Turki.
Erdogan juga mengatakan harga gandum yang turun 23 persen saat perjanjian itu berlaku, telah naik 15 persen selama dua minggu terakhir.
Dia bersumpah Turki akan terus maju dengan "upaya intensif" dan diplomasi untuk membangun kembali perjanjian tersebut.
Menurut kantor Erdogan, kedua pemimpin juga menyetujui kunjungan Putin ke Turki, tetapi tidak ada jadwal yang diberikan.