Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan kekecewaan atas respons otoritas Swedia dan Denmark terhadap serentetan aksi pembakaran Al-Qur'an yang telah memicu kemarahan umat muslim.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/8/2023), Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha meminta kedua negara untuk mencegah penodaan Al-Qur'an dan "menyatakan kekecewaannya bahwa sejauh ini tidak ada tindakan yang diambil dalam hal ini". Demikian disampaikan badan beranggotakan 57 negara yang berbasis di Jeddah, Arab Saudi itu dalam sebuah pernyataan setelah sesi pembukaan pertemuan luar biasa tentang masalah ini.
"Sangat disayangkan bahwa otoritas terkait yang mengklaim kebebasan berekspresi terus memberikan izin untuk mengulangi tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional, dan ini mengarah pada kurangnya rasa hormat terhadap agama," kata Taha dalam sambutannya selama pertemuan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah pertemuan berakhir, OKI mengatakan Taha akan memimpin delegasi ke Uni Eropa untuk mendesak para pejabat di sana "mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terulangnya tindakan kriminal semacam itu dengan dalih kebebasan berekspresi".
OKI juga meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menunjuk pelapor khusus guna memerangi Islamofobia.
Pada Senin (31/7) sore waktu setempat, dua pria, Salwan Momika dan Salwan Najem kembali membakar Al-Qur-an dalam aksi protes terbaru di Stockholm.
Salah satu pria tersebut, pengungsi Irak yang berbasis di Swedia, Salwan Momika, juga membakar kitab suci umat Islam tersebut di luar masjid utama di Stockholm pada akhir Juni dan awal bulan ini, dia menginjak Al-Qur'an di luar kedutaan Irak.
Simak Video 'Demo Besar-besaran di Baghdad Buntut Pembakaran Al-Qur'an di Denmark':
Seperti pada protes sebelumnya, Momika dan Najem adalah satu-satunya peserta, dengan sekelompok kecil pengunjuk rasa berkumpul di luar penjagaan polisi, menurut seorang reporter AFP di tempat kejadian.
Mats Eriksson, juru bicara kepolisian Stockholm, mengatakan kepada AFP bahwa acara tersebut "diselenggarakan tanpa gangguan ketertiban umum yang serius".
Selama protes, Momika juga menginjak foto ulama Muslim Syiah dan pemimpin politik Moqtada Sadr -- yang para pengikutnya menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad, Irak sebagai tanggapan atas pembakaran Al-Qur'an sebelumnya.
Sementara itu, di Denmark, kelompok sayap kanan Danske Patrioter minggu lalu memposting sebuah video di mana seorang pria terlihat membakar apa yang tampak seperti Al-Qur'an dan menginjak-injak bendera Irak.