Seperti dilansir AFP, Senin (31/7/2023), objek misterius yang dipenuhi teritip itu pertama kali terlihat di area pantai dekat Teluk Jurien, wilayah pesisir yang berjarak dua jam berkendara dari wilayah Perth di Australia Barat pada pertengahan Juli lalu.
Para detektif amatir sempat berspekulasi secara online bahwa objek misterius dengan tinggi sekitar dua meter itu mungkin berasal dari peralatan militer atau bahkan masih terkait dengan tragedi hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian setempat telah membantah berbagai spekulasi yang beredar terkait temuan objek misterius itu.
- Ledakan Bom Guncang Myanmar, 1 Orang Tewas-12 Luka
Ledakan bom mengguncang wilayah Myanmar tenggara pada Senin (31/7), menewaskan satu orang dan melukai 12 orang lainnya.
Bentrokan telah meningkat sejak militer menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, melancarkan tindakan keras terhadap para demonstran, yang telah menewaskan ribuan orang.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (31/7/2023), junta militer Myanmar telah memerangi milisi anti-kudeta "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF), serta pasukan pemberontak etnis yang telah lama terbentuk, yang menguasai sebagian besar wilayah yang dekat dengan perbatasan negara.
Ledakan dari sebuah kendaraan meledak di dekat pos pemeriksaan jembatan Thanlwin pada Senin (31/7) sekitar pukul 06:50 waktu setempat, kata seorang pejabat pemerintah dari dewan administrasi Negara Bagian Karen kepada AFP.
- Medvedev: Rusia Pakai Senjata Nuklir Jika Serangan Ukraina Berhasil!
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev kembali melontarkan momok perang nuklir di Ukraina. Medvedev mengatakan bahwa Moskow harus menggunakan senjata nuklir, jika serangan balasan Kyiv yang sedang berlangsung saat ini berujung keberhasilan.
Seperti dilansir Reuters, Senin (31/7/2023), Medvedev yang kini menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia yang dipimpin Presiden Vladimir Putin, menyatakan via media sosial bahwa Moskow akan dipaksa keluar dari doktrin nuklirnya dalam skenario semacam itu atau jika serangan balasan Ukraina berhasil.
"Bayangkan jika... serangan balasan, yang didukung oleh NATO, berhasil dan mereka mengoyak sebagian tanah kita, maka kita akan terpaksa untuk menggunakan senjata nuklir sesuai dengan aturan dekrit dari Presiden Rusia," tegas Medvedev dalam pernyataan pada Minggu (30/7) waktu setempat.
"Tidak akan ada pilihan lain. Jadi musuh-musuh kita harus mendoakan (kesuksesan) prajurit kita. Mereka memastikan bahwa api nuklir global tidak tersulut," ujar sekutu Putin tersebut.
(ita/ita)