Kudeta militer di Niger diawali dengan pengambilalihan kursi kepresidenan oleh para pengawal kepresidenan atau paspampres, yang dipimpin oleh Jenderal Omar Tchiani pada Rabu (26/7) pagi. Para personel paspampres kini menahan Presiden Mohamed Bazoum di istana kepresidenan yang ada di ibu kota Niamey.
Berbagai upaya dilakukan para pemimpin negara kawasan Afrika Barat itu untuk melakukan mediasi cepat demi mencegah kudeta. Namun akhirnya, pengumuman penggulingan pemerintahan Niger disampaikan oleh Kolonel Mayor Amadou Abdramane dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Rabu (26/7) malam.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (27/7/2023), Bazoum yang terpilih menjadi Presiden Niger sejak April 2021 lalu, mengambil alih kepemimpinan negara yang dibebani kemiskinan, ketidakstabilan kronis dan diganggu oleh pemberontakan jihadis beberapa tahun terakhir.
Dalam pernyataan via Twitter atau yang kini disebut X, kantor kepresidenan Niger menyebut 'elemen-elemen Pengawal Kepresidenan (PG) memiliki temperamen... (dan) gagal mendapatkan dukungan dari Angkatan Bersenjata Nasional dan Garda Nasional'.
"Militer dan garda nasional siap menyerang unsur-unsur PG yang terlibat dalam perangai ini, jika mereka tidak kembali ke watak yang lebih baik," tegas pernyataan kantor kepresidenan Niger itu.
"Presiden dan keluarganya baik-baik saja," imbuh pernyataan itu.
Secara terpisah, seorang sumber kepresidenan Niger menuturkan bahwa beberapa anggota elite Pengawal Kepresidenan yang merasa tidak puas menutup akses ke kediaman dan kantor kepresidenan di Niamey.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Presiden Niger Bazoum Dilengserkan dalam Kudeta Militer!':
(nvc/dhn)