Otoritas Inggris mengungkapkan informasi yang mengindikasikan bahwa militer Rusia bisa saja menjadikan kapal-kapal sipil di perairan Laut Hitam sebagai target serangan. Peringatan itu diungkapkan London setelah militer Moskow melancarkan rentetan serangan terhadap fasilitas biji-bijian di wilayah Ukraina, dekat Laut Hitam.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (26/7/2023), informasi itu diungkapkan oleh Duta Besar Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Barbara Woodward saat berbicara kepada wartawan pada Selasa (25/7) waktu setempat.
Disebutkan juga oleh Woodward bahwa Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak telah membagikan informasi tersebut kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat keduanya melakukan percakapan via telepon pada Selasa (25/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Woodward mengatakan bahwa informasi yang dimiliki Inggris itu juga mengindikasikan bahwa Rusia telah memasang ranjau-ranjau laut tambahan di dekat pelabuhan Ukraina.
Peringatan yang disampaikan oleh Inggris ini mirip dengan peringatan yang terlebih dulu diberikan oleh Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Saat itu, Gedung Putih memperingatkan soal kemungkinan adanya serangan Rusia terhadap kapal sipil dan soal pemasangan ranjau laut oleh Moskow.
"Kami setuju dengan penilaian AS bahwa ini merupakan upaya terkoordinasi untuk membenarkan dan menyalahkan Ukraina atas setiap serangan terhadap kapal-kapal sipil di Laut Hitam," ucap Woodward kepada wartawan setempat.
Misi diplomatik Rusia untuk PBB, yang bermarkas di New York, belum memberikan tanggapan resminya atas peringatan Inggris itu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Lukashenko ke Putin: Wagner Mulai Stres, Ingin Wisata ke Polandia':
Pekan lalu, Rusia menarik diri dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian produksi Ukraina via Laut Hitam secara aman selama setahun terakhir. Saat itu Moskow beralasan bahwa tuntutan meningkatkan ekspor pangan dan pupuknya sendiri -- yang tidak dikenai sanksi Barat -- belum terpenuhi.
Sejak keluar dari kesepakatan itu, Rusia kemudian mulai menyerang pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pangkalan ekspor makanan Ukraina di tepi Laut Hitam dan Sungai Danube. Dampak dari serangan itu berpotensi memicu lonjakan tajam untuk harga gandum dan jagung secara global.
Atas situasi itu, PBB telah memperingatkan bahwa mereka yang paling rentan akan merasakan kerugian paling tinggi.