Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan kembali mengirimkan bantuan militer untuk Ukraina, yang nilainya disebut mencapai US$ 400 juta (Rp 6 triliun). Untuk pertama kalinya, bantuan militer AS itu menyertakan drone mata-mata Black Hornet, selain mencakup rudal pertahanan udara dan kendaraan lapis baja.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (26/7/2023), bantuan militer terbaru ini diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS dalam pernyataan pada Selasa (25/7) waktu setempat. Pemberian bantuan tambahan diumumkan saat serangan balasan Ukraina untuk merebut wilayah yang diduduki pasukan Rusia sedang berlangsung.
Drone mata-mata atau pengintai Black Hornet yang akan dipasok ke Ukraina oleh AS ini diproduksi oleh Teledyne FLIR Defense, bagian dari Teledyne Technologies. Drone itu memang sudah digunakan di wilayah Ukraina, namun disumbangkan oleh pemerintah Inggris dan Norwegia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini akan menjadi momen pertama kalinya bagi AS memasok secara langsung drone mata-mata itu ke Ukraina. Namun jumlah drone mata-mata yang dipasok ke Kyiv tidak disebutkan lebih lanjut oleh Washington.
Selain drone mata-mata, bantuan persenjataan terbaru AS juga akan mencakup amunisi untuk sistem pertahanan udara Patriot dan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Langjut Nasional (NASAMS), juga sistem antipesawat Stinger, serta lebih banyak amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
Persenjataan lainnya yang akan dipasok Washington antara lain, kendaraan pengangkut personel lapis baja Stryker dan berbagai rudal serta roket lainnya.
Bantuan ini akan didanai menggunakan Presidential Drawdown Authority (PDA), yang memberikan wewenang kepada Presiden AS untuk segera mentransfer peralatan dan jasa militer dari pasokan AS tanpa memerlukan persetujuan Kongres selama keadaan darurat. Peralatannya akan diambil dari pasokan berlebih AS.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Saat AS Mulai Lelah dengan Tingkah 'Manja' Zelensky':