Banyak pertanyaan muncul soal peran Kepolisian India dalam insiden mengerikan saat dua wanita dari etnis minoritas di Manipur diarak bugil dan diperkosa massal. Kepolisian mengumumkan enam tersangka ditangkap, namun masih banyak yang mempertanyakan mengapa polisi butuh waktu lama untuk bertindak.
Seperti dilansir BBC, Minggu (23/7/2023), video insiden mengerikan itu direkam pada 4 Mei lalu, namun baru menjadi viral pada 19 Juli dan langsung memicu kemarahan publik. Kepolisian Manipur telah melakukan penyelidikan atas dugaan pemerkosaan bergiliran dan sejauh ini menangkap enam tersangka.
Namun banyak yang bertanya mengapa polisi butuh waktu lama untuk mengambil tindakan. Laporan ke polisi diajukan beberapa hari setelah insiden itu terjadi pada awal Mei dan banyak wajah pria dalam video viral itu bisa diidentifikasi secara jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga detail mengejutkan dalam aduan tertulis pada kepolisian -- yang salinannya telah dilihat oleh BBC -- yang dilaporkan oleh kerabat salah satu wanita yang menjadi korban. Detail itu menyebutkan bahwa massa diduga membawa paksa kedua korban, yang saat itu sedang dikawal oleh polisi usai kabur dari konflik etnis.
Dua wanita yang menjadi korban bahkan menuduh polisi ada di lokasi saat mereka diarak bugil, namun 'tidak melakukan apa pun untuk membantu mereka'. Pihak kepolisian tidak membantah tuduhan itu, dan beberapa laporan media lokal yang mengutip para pejabat kepolisian setempat menyebut mereka 'kalah jumlah'.
Berbicara secara anonim kepada BBC, seorang pejabat senior pemerintah mengungkapkan bahwa kepolisian telah menerima lebih dari 6.000 aduan sejak konflik antaretnis pecah di Manipur pada 3 Mei lalu. Pejabat itu menyebut kelambanan polisi dalam menangani kasus ini bisa jadi karena 'jumlah personel Kepolisian Manipur yang sedikit'.
Disebutkan juga oleh pejabat senior itu bahwa jika otoritas setempat menerima video itu lebih cepat, maka para tersangka bisa ditangkap lebih cepat.
BBC telah mengirimkan pertanyaan kepada Kepolisian Manipur dan berupaya meminta komentar lewat telepon, namun mereka belum menanggapi.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Amarah PM India soal 2 Wanita Diarak-Diperkosa Massal: Tak Ada Maaf!
Dalam aduan tertulis pada kepolisian, dua wanita yang menjadi korban -- berusia 21 tahun dan 42 tahun -- disebut sedang melarikan diri dari konflik etnis di Manipur bersama anggota keluarganya yang lain. Total ada lima orang sekeluarga, termasuk dua laki-laki yang merupakan ayah dan adik dari kedua wanita itu.
Keluarga yang merupakan anggota etnis minoritas Kuki itu melarikan diri setelah desa mereka diserang dan dibakar oleh etnis mayoritas Meitei, yang dilaporkan berjumlah sekitar 800-1.000 pria yang kebanyakan bersenjata. Kedua etnis tengah bertikai soal tuntutan Meitei untuk memiliki status khusus yang memungkinkan mereka membeli tanah di area perbukitan yang dihuni Kuki.
Dalam aduannya, kedua korban menyebut mereka diselamatkan polisi saat melarikan diri namun kemudian 'dirampas paksa oleh massa yang brutal' dan dipaksa melucuti pakaian di depan banyak pria. Aduan itu juga menyebut dua pria dalam keluarga itu dibunuh dan salah satu wanita, yang berusia 21 tahun, 'diperkosa secara brutal pada siang bolong'. Satu wanita lainnya juga dipaksa melucuti pakaiannya, namun tidak terekam dalam video yang viral.
Informasi yang muncul itu semakin memicu kemarahan publik dan memaksa pemerintah India untuk mengambil tindakan konkret.
Perdana Menteri (PM) Narendra Modi juga akhirnya angkat suara setelah lama bungkam soal konflik antaretnis di Manipur. Modi menyatakan dirinya marah dan menegaskan 'tidak akan ada orang-orang bersalah yang akan diampuni'. Kepala Menteri Manipur Biren Singh bahkan mencetuskan hukuman mati akan dipertimbangkan untuk para pelakunya.
Namun para pengkritik pemerintah India menekankan bahwa fakta penangkapan tersangka baru dilakukan sekarang, atau lebih dari dua bulan usai insiden itu dilaporkan ke polisi, tidak lantas menimbulkan kepercayaan pada aparat berwenang.