Tentara bayaran Wagner gagal melakukan kudeta terhadap pemerintah Rusia. Kini, Wagner melakukan 'cuci gudang' senjata ke Rusia.
Pemberontakan Wagner terjadi pada 24 Juni. Rusia berhasil menggagalkan pemberontakan bersenjata itu dengan kesepakatan tercapai antara Kremlin dan pimpinan Wagner, Prigozhin, yang dimediasi oleh Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko. Prigozhin sendiri merupakan mantan sekutu dekat Putin.
Dalam kesepakatan itu, Kremlin setuju membebaskan Prigozhin dan tentara bayarannya dari tuntutan pidana. Rusia juga mengizinkan Prigozhin mengasingkan diri ke Belarusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai imbalannya, Prigozhin membatalkan pemberontakan dan menarik mundur tentara bayaran Wagner ke markas mereka.
Kini, Wagner menyerahkan ribuan senjatanya ke Rusia. Senjata itu termasuk tank.
"Lebih dari 2.000 unit peralatan dan senjata telah diserahkan," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa yang diserahkan termasuk tank, peluncur roket bergerak, dan sistem anti-pesawat.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/7/2023), militer Rusia mengatakan telah mendapatkan 'lebih dari 2.500 ton berbagai jenis amunisi dan sekitar 20.000 senjata kecil'. Banyak peralatan tersebut, disebut pihak Rusia, belum pernah digunakan dalam pertempuran sebelumnya.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan senjata tersebut telah dipindahkan ke posisi belakang di mana peralatan tersebut dapat dipelihara atau diperbaiki.
Putin dan Bos Wagner Bertemu
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri sudah bertemu bos Wagner usai upaya kudeta. Dilansir AFP, Pertemuan di Kremlin tersebut berlangsung pada 29 Juni atau beberapa hari setelah pemberontakan Wagner yang berumur pendek.
"Memang, Presiden mengadakan pertemuan seperti itu," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (11/7).
Dia mengatakan bahwa 35 orang ikut serta dalam pertemuan itu, termasuk para pemimpin tertinggi Wagner dan Prigozhin sendiri.
"Presiden memberikan penilaiannya atas peristiwa 24 Juni," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengacu pada pemberontakan Wagner yang gagal.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang antara Rusia dengan Ukraina belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Terbaru, Ukraina mengklaim telah menembak jatuh 20 pesawat tak berawak atau drone Rusia dan dua rudal jelajah dalam serangan yang menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya empat orang di ibu kota Ukraina, Kyiv.
"Operasi pertahanan udara kami sukses," kata juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat kepada televisi nasional.
"Dua puluh Shahed hancur - semua yang terbang tersebut jatuh," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/7).
Dalam pernyataan terpisah di Telegram, Angkatan Udara Ukraina menyatakan bahwa 20 drone Shahed buatan Iran dihancurkan "terutama di wilayah Kyiv". Drone-drone itu disebut telah "memasuki ibu kota dari arah yang berbeda", kata administrasi militer Kyiv di Telegram sebelumnya.
Pihak Kyiv juga menambahkan pertahanan udara telah menghancurkan "sekitar selusin" drone di wilayah udara Kyiv. Puing-puing yang jatuh dilaporkan ditemukan di lima distrik di Kyiv.
Dua orang terluka di distrik Darnytsky "akibat puing-puing yang berjatuhan", tulis Sergiy Popko, kepala administrasi militer Kyiv, di Telegram.
Layanan darurat menanggapi panggilan telepon di distrik Solomyansky, Shevchenkivsky, Podilsky dan Darnytsky setelah "ledakan di ibu kota", kata Walikota Kyiv, Vitali Klitschko sebelumnya.
Di distrik Podilsky, petugas pemadam kebakaran menemukan satu jasad, demikian Klitschko memposting di Telegram.