Kapan Perang di Ukraina Berakhir? Ini Kata Rusia

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 12 Jul 2023 14:48 WIB
Menlu Rusia Sergei Lavrov (Foto: REUTERS/Evgenia Novozhenina/Pool)
Jakarta -

Perang di Ukraina masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov, bahkan mengatakan bahwa konfrontasi bersenjata akan berlanjut sampai Barat menghentikan rencananya untuk mendominasi dan mengalahkan Moskow.

Dilansir kantor berita Reuters, Rabu (12/7/2023), Lavrov dalam wawancara dengan sebuah surat kabar Indonesia, mengatakan bahwa tujuan dari "kolektif Barat yang dipimpin Amerika Serikat" adalah untuk memperkuat hegemoni globalnya. Lavrov dijadwalkan menghadiri KTT Asia Timur dan Forum Regional ASEAN di Jakarta minggu ini, seperti halnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

"Mengapa konfrontasi bersenjata di Ukraina tidak berakhir? Jawabannya sangat sederhana - ini akan berlanjut sampai Barat menghentikan rencananya untuk mempertahankan dominasinya dan mengatasi keinginan obsesifnya untuk menimbulkan kekalahan strategis Rusia di tangan bonekanya di Kiev," demikian kata Lavrov menurut transkrip wawancara yang diterbitkan di situs web Kementerian Luar Negeri Rusia.

"Untuk saat ini, tidak ada tanda-tanda perubahan pada posisi ini," imbuh Lavrov.

Rusia melancarkan invasi skala penuh di Ukraina pada Februari 2022, menyebutnya sebagai "operasi militer khusus" untuk denazifikasi tetangganya itu. Ukraina dan sekutunya menyebut perang yang sekarang memasuki bulan ke-17 itu, sebagai agresi untuk merebut wilayah-wilayah.

Pada hari Rabu, Rusia meluncurkan rentetan serangan drone kamikaze di Kyiv untuk malam kedua berturut-turut. Ini terjadi hanya beberapa jam sebelum Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan para pemimpin NATO pada pertemuan puncak di Vilnius, Lithuania.

Barat telah mengatakan ingin membantu Ukraina memenangkan konfliknya dengan Rusia, dan kekuatan Barat telah memasok senjata modern dan amunisi dalam jumlah besar ke Ukraina.

Simak juga 'Zelensky: Ukraina Akan Bikin NATO Lebih Kuat':






(ita/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork