Rencana AS Pasok Bom Cluster ke Ukraina Dikritik, Biden: Keputusan Sulit

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 08 Jul 2023 16:30 WIB
Presiden AS Joe Biden (dok. Getty Images via AFP/SAMUEL CORUM)
Washington DC -

Rencana Amerika Serikat (AS) memasok bom cluster, yang dilarang di sebanyak 120 negara, ke Ukraina menuai banyak kritikan. Presiden Joe Biden menyebut pasokan bom cluster sebagai 'keputusan yang sulit', namun Kyiv membutuhkannya karena kekurangan amunisi dalam pertempuran melawan Rusia.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/7/2023), Pentagon mengumumkan paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina pada Jumat (7/7) waktu setempat, yang mencakup 'dual-purpose improved conventional munitions' atau yang biasa disebut bom cluster. Ini berarti untuk pertama kalinya AS memasok bom cluster ke Ukraina.

Langkah itu menuai kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) karena bahaya besar yang diberikan oleh bom cluster yang tidak meledak.

Bom cluster yang dilarang oleh lebih dari 120 negara, merupakan senjata yang melepaskan sejumlah besar bom-bom berukuran lebih kecil yang bisa membunuh secara membabi-buta di wilayah yang luas dan mengancam warga sipil.

Bom cluster yang gagal meledak bisa memicu bahaya selama bertahun-tahun, bahkan setelah konflik berakhir.

Undang-undang (UU) tahun 2009 melarang ekspor bom cluster AS dengan tingkat kegagalan lebih tinggi dari 1 persen, yang mencakup hampir semua persediaan militer Washington.

Kritikan untuk AS datang dari Human Rights Watch (HRW) yang menyebut 'memindahkan senjata-senjata ini pasti akan menyebabkan penderitaan jangka panjang bagi warga sipil dan merusak kritikan keras secara internasional dari pihak-pihak yang menentangnya'.

Kritikan untuk AS juga datang dari Amnesty International, simak di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Saat Mic Pidato Joe Biden 'Tak Bersahabat', Picu Gelak Tawa Audiensi':






(nvc/idh)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork