Pemerintahan Presiden Joe Biden telah berulang kali meminta Israel dan Palestina untuk menahan diri. Washington juga mengkritik pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu atas perluasan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan.
Militer Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sejak Senin (3/7) dini hari waktu setempat, meluncurkan operasi skala besar yang disebut sebagai 'upaya kontraterorisme ekstensif' di kota dan kamp pengungsi Jenin yang menargetkan 'infrastruktur teroris'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IDF menyatakan pasukannya menyerang 'pusat operasi gabungan' dari sebuah kelompok bersenjata bernama Brigade Jenin, sebuah depot senjata, sebuah lokasi 'pengamatan dan pengintaian' dan tempat persembunyian bagi para penyerang yang menargetkan warga Israel.
IDF juga melaporkan pasukannya telah melancarkan sekitar 10 serangan udara menggunakan drone.
Kementerian Kesehatan Palestina dalam laporan terbaru menyebut jumlah korban tewas bertambah menjadi sedikitnya 10 orang. Sekitar 100 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan 20 orang di antaranya mengalami luka serius.
Sejak operasi militer Israel dimulai pada Senin (3/7) dini hari, sekitar 3.000 orang telah meninggalkan rumah mereka yang ada di area kamp pengungsi Jenin.
(nvc/dhn)