Tanpa memberikan bukti apa pun, Kiselev menyebut Wagner telah menerima dana negara sebesar lebih dari 858 miliar Rubel (Rp 144 triliun).
Namun dalam pengakuan mengejutkan awal pekan ini, Presiden Vladimir Putin mengatakan untuk pertama kalinya bahwa otoritas Rusia 'sepenuhnya' membiayai kelompok tentara bayaran itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antara Mei 2022 hingga Mei 2023, sebut Putin, Wagner telah menerima lebih dari 86 miliar Rubel (Rp 14,4 triliun) dari negara Rusia.
Kelompok tentara bayaran swasta diketahui dilarang di bawah aturan hukum yang berlaku di Rusia.
Menjadi target sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, Prigozhin selama bertahun-tahun beroperasi dalam bayang-bayang, namun menjadi sorotan sejak Putin memerintahkan invasi militer ke Ukraina pada Februari 2022.
Beberapa waktu lalu, Prigozhin menuduh jajaran petinggi militer Rusia berusaha 'mencuri' kemenangan dari tentara bayaran Wagner di Ukraina bagian timur dan mengecam 'birokrasi mengerikan' Moskow karena memperlambat pencapaian militer.
Laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Minggu (2/7) waktu setempat menyebut bahwa para agen dari Dinas Keamanan Federal Rusia menggerebek markas Wagner Group di St Petersburg untuk mencari bukti yang memberatkan Prigozhin.
(nvc/ita)