Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa Rusia telah mengeksekusi mati sedikitnya 77 warga sipil yang ditahan secara sewenang-wenang selama perang di Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Selasa (27/6/2023), laporan terbaru PBB itu menyatakan bahwa sejak invasi dilancarkan setahun lalu, Misi Pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di Ukraina telah mencatat 864 kasus penahanan sewenang-wenang oleh Rusia. Banyak kasus di antaranya juga merupakan penghilangan paksa.
"Kami mencatat eksekusi mati di luar hukum terhadap 77 warga sipil saat mereka ditahan secara sewenang-wenang oleh Federasi Rusia," sebut Kepala Misi Pemantau HAM PBB di Ukraina, Matilda Bogner, dalam konferensi pers di Jenewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan dalam laporan PBB itu, bahwa warga sipil yang dieksekusi mati itu terdiri atas 72 pria dan lima wanita. Dua tahan pria lainnya disebut tewas akibat tindak penyiksaan, kondisi penahanan yang tidak manusiawi, dan tidak adanya akses untuk perawatan medis.
"Angkatan Bersenjata Rusia, penegak hukum, dan otoritas penjara terlibat dalam praktik penyiksaan dan perlakuan buruk yang meluas terhadap para tahanan sipil," sebut Bogner dalam pernyataannya.
"Sebagian besar dari mereka yang kami wawancarai mengatakan bahwa mereka telah disiksa dan diperlakukan dengan buruk, dan dalam beberapa kasus, menjadi sasaran kekerasan seksual (termasuk pemerkosaan)," ungkapnya.
"Penyiksaan digunakan untuk memaksa korban mengaku telah membantu Angkatan Bersenjata Ukraina, memaksa mereka untuk bekerja sama dengan otoritas pendudukan, atau mengintimidasi mereka yang berpandangan pro-Ukraina," ujar Bogner.
Simak Video 'Momen Putin Ucapkan Terima Kasih ke Wagner yang Batal Berontak':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Laporan PBB itu didasarkan pada 1.136 wawancara dengan para korban, saksi dan lainnya, ditambah 274 kunjungan ke lokasi dan 70 kunjungan ke tempat-tempat penahanan resmi yang dikelola oleh otoritas Ukraina.
Secara keseluruhan, laporan PBB itu mencatat lebih dari 900 kasus penahanan sewenang-wenang terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dan warga lanjut usia.
"Sebagian besar kasus ini dilakukan oleh Federasi Rusia," sebut Bogner dalam pernyataannya.
Penahanan Sewenang-wenang Juga Dilakukan oleh Ukraina
Laporan PBB itu juga mencatat 75 kasus penahanan sewenang-wenang oleh pasukan keamanan Ukraina, kebanyakan terhadap orang-orang yang diduga melakukan pelanggaran terkait konflik.
Bogner menyebut bahwa sebagian besar kasus itu juga mencakup penghilangan paksa, yang terutama dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina.
"Kami mencatat lebih dari setengah yang ditahan secara sewenang-wenang menjadi sasaran penyiksaan atau perlakuan buruk oleh pasukan keamanan Ukraina. Ini terjadi ketika orang-orang sedang diinterogasi, biasanya segera setelah penangkapan," sebutnya.
Misi Pemantau HAM PBB itu tidak mencatat eksekusi mati di luar hukum terhadap tahanan sipil oleh pasukan Ukraina.