Rusia sempat bergejolak usai tentara bayaran Grup Wagner mulai melancarkan perlawanan terhadap Kremlin. Namun, upaya pemberontakan itu mereda usai Wagner dan pemerintah Rusia membuat kesepakatan.
Dilansir CNBC.com, Grup Wagner yang juga dikenal sebagai PMC Wagner disebut oleh Rusia sebagai 'perusahaan militer swasta'. Wagner disebut sebagai pasukan proksi oleh pejabat-pejabat Amerika Serikat (AS) dan lainnya. Pihak lainnya menyebut Wagner sebagai kelompok tentara bayaran.
Wagner berdiri pada tahun 2014. Tentara bayaran itu didirikan Yevgeny Prigozhin (61) yang sebelumnya dikenal sebagai 'koki Putin' karena melayani acara-acara kenegaraan dengan bisnis kateringnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wagner awalnya disebut digunakan Rusia dalam serangan di Ukraina. Tapi belakangan, pimpinan Wagner, Prigozhin, mengklaim unitnya telah memasuki wilayah Rostov di Rusia selatan. Dia mengklaim pasukannya menembak jatuh sebuah helikopter militer Rusia. Mereka juga mengklaim telah menguasai markas militer Rusia di Rostov. Pasukan Wagner juga mulai melakukan perjalanan menuju Moskow.
"Sebuah helikopter baru saja melepaskan tembakan ke barisan sipil. Helikopter itu telah ditembak jatuh oleh unit PMC Wagner," kata Prigozhin dalam pesan audio baru, seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (24/6/2023).
Prigozhin menuduh Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov memerintahkan serangan terhadap unit-unitnya, padahal mereka bergerak di antara kendaraan-kendaraan sipil. Serangan itu, kata Prigozhin, telah menewaskan sekitar 2 ribu anak buahnya.
Rusia dan Wagner Bikin Kesepakatan
Rusia kemudian menyetujui kesepakatan dengan kelompok Wagner. Rusia mengklaim hal itu dilakukan untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.
Dilansir AFP, Minggu (25/6), hal itu disampaikan Kremlin pada Sabtu (24/6) waktu setempat. Kesepakatan itu merupakan tujuan tertinggi.
"Menghindari pertumpahan darah, konfrontasi internal, dan bentrokan dengan hasil yang tidak terduga adalah tujuan tertinggi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Dalam keterangannya, Kremlin mengatakan pemberontakan Wagner tidak akan memengaruhi rencana serangan militer Rusia di Ukraina. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat tinggi.
Juru bicara pemerintah Dmitry Peskov mengatakan 'keluar dari pertanyaan' bahwa pemberontakan yang dibatalkan Wagner akan berdampak pada kampanye Rusia melawan Kyiv. Moskow juga berterima kasih kepada Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko atas upayanya dalam menengahi krisis tersebut.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Apa Kesepakatan Moskow dan Wagner?
Dilansir CNN, Prigozhin telah setuju untuk meninggalkan Rusia ke Belarusia. Kesepakatan yang mengakhiri pemberontakan bersenjata itu ditengarai ditengahi oleh oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
"Anda akan bertanya kepada saya apa yang akan terjadi pada Prigozhin secara pribadi?" kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Kasus pidana akan dibatalkan terhadapnya. Dia sendiri akan pergi ke Belarusia," ujar Peskov menambahkan bahwa Kremlin tidak mengetahui keberadaan tentara bayaran itu saat ini.
Peskov mengatakan pasukan tentara bayaran itu tidak akan menghadapi 'tindakan hukum' karena berbaris menuju Moskow. Para pejuang Wagner disebutnya akan menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
"Jika Anda bertanya jaminan seperti apa bahwa Prigozhin akan dapat berangkat ke Belarusia, ini adalah janji Presiden Rusia," kata kantor Peskov.
Peskov mengatakan Lukashenko dapat memanfaatkan hubungan pribadi dengan Prigozhin untuk menengahi kesepakatan tersebut.
"Faktanya Alexander Grigoryevich [Lukashenko] telah mengenal Prigozhin secara pribadi sejak lama, sekitar 20 tahun," katanya.
"Dan itu adalah proposal pribadinya, yang disetujui dengan Putin. Kami berterima kasih kepada Presiden Belarusia atas upaya ini," lanjut Preskov.
Pengumuman itu menjadi pertanda krisis mulai mereda setelah pasukan Wagner menguasai fasilitas militer utama di kota Rostov-on-Don, Rusia selatan, dan beberapa pasukan maju menuju ibu kota.
Cabut Pembatasan Keamanan
Gagalnya pemberontakan Wagner itu membuat pemerintah Rusia mencabut pembatasan keamanan anti teroris yang sempat diberlakukan sejak akhir pekan lalu. Dilansir AFP dan CNN, Senin (26/6/2023), Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengumumkan pencabutan pembatasan keamanan itu via akun Telegram resmi miliknya.
Sobyanin juga berterima kasih kepada warga Moskow atas 'ketenangan dan pengertian' mereka selama krisis terjadi.
"Kami mencabut semua pembatasan yang berkaitan dengan pemberlakuan rezim operasi kontra-terorisme," kata Sobyanin dalam pengumumannya.
Otoritas kota Moskow telah menetapkan hari Senin (26/6) waktu setempat sebagai hari non-kerja, dengan 'pengecualian bagi otoritas setempat dan perusahaan dari siklus berkelanjutan, kompleks industri militer dan layanan kota'.
Sobyanin mengatakan acara wisuda sekolah menengah akan digelar pada 1 Juli mendatang, setelah dibatalkan pada Sabtu (24/6) waktu setempat. Komisi Anti-Terorisme Nasional Rusia, dalam pernyataan terpisah, menyatakan situasi di negara tersebut kini 'stabil'.