Putra Mahkota Saudi Diam-diam Pernah Ancam Rusak Ekonomi AS!

Putra Mahkota Saudi Diam-diam Pernah Ancam Rusak Ekonomi AS!

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 20 Jun 2023 17:10 WIB
Crown Prince Mohammed bin Salman of Saudi Arabia takes his seat ahead of a working lunch at the G20 Summit, Tuesday, Nov. 15, 2022, in Nusa Dua, Bali, Indonesia. (Leon Neal/Pool Photo via AP)
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS (dok. AP/Leon Neal)
Washington DC -

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) ternyata pernah secara diam-diam mengancam akan merusak perekonomian Amerika Serikat (AS), setelah Presiden Joe Biden berjanji untuk menjatuhkan 'konsekuensi' terhadap Riyadh karena memangkas produksi minyak tahun lalu.

Seperti dilansir The Washington Post, Selasa (20/6/2023), informasi itu terungkap dari dokumen intelijen AS yang bersifat rahasia, namun dibocorkan ke publik melalui platform Discord, sebagai bagian dari kebocoran besar-besaran materi keamanan nasional AS yang sangat sensitif beberapa waktu lalu.

Pada musim gugur lalu, Biden bersumpah untuk memberikan 'konsekuensi' terhadap Saudi atas keputusan negara itu memangkas produksi minyak di tengah tingginya harga energi dan pemilu AS yang semakin dekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di depan publik, pemerintah Saudi membela keputusannya memangkas produksi minyak itu secara sopan melalui pernyataan-pernyataan diplomatik.

Namun secara pribadi, MBS mengancam akan secara mendasar mengubah hubungan AS-Saudi yang terjalin selama puluhan tahun. MBS juga dilaporkan mengancam untuk memberikan beban ekonomi yang signifikan terhadap Washington jika negara itu membalas pemangkasan produksi minyak.

ADVERTISEMENT

"Dia (MBS-red) tidak akan berurusan dengan pemerintah AS lagi," sebut dokumen intelijen AS yang bocor itu, seperti dikutip The Washington Post.

Dokumen intelijen itu juga menyebut bahwa MBS menjanjikan 'konsekuensi ekonomi yang besar bagi Washington'.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Hotel Sultan untuk Jemaah Arminareka di Tanah Suci

[Gambas:Video 20detik]



Delapan bulan kemudian, Biden belum juga menjatuhkan 'konsekuensi' apa pun terhadap Saudi dan MBS terus menjalin komunikasi dengan para pejabat tinggi AS, seperti yang dilakukannya dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken di kota Jeddah beberapa pekan lalu.

Tidak diketahui secara jelas apakah ancaman MBS itu disampaikan secara langsung kepada para pejabat AS, atau terungkap melalui penyadapan elektronik.

Namun demikian sikap dramatis MBS itu mengungkapkan ketegangan yang terjadi di pusat hubungan yang sejak lama didasarkan pada minyak-untuk-keamanan, namun berkembang pesat seiring meningkatnya minat China terhadap kawasan Timur Tengah.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS telah memberikan tanggapan atas laporan The Washington Post tersebut. "Kami tidak mengetahui ancaman semacam itu dari Arab Saudi," ucap juru bicara tersebut.

"Secara umum, dokumen-dokumen semacam itu seringkali hanya mewakili satu potret dari suatu momen dan tidak mungkin memberikan gambaran lengkap," tutur seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya karena membahas masalah intelijen, menanggapi laporan itu.

"Amerika Serikat terus bekerja sama dengan Arab Saudi, mitra penting di kawasan ini, untuk memajukan kepentingan bersama dan visi bersama untuk kawasan yang lebih aman, stabil dan makmur, yang terhubung dengan dunia," imbuh pejabat itu.

Kedutaan Besar Saudi di Washington DC belum memberikan komentarnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads