Seorang Senator Australia mengaku telah 'diserang' secara seksual di parlemen. Dia bahkan menyebut gedung parlemen 'bukan tempat yang aman' bagi perempuan untuk bekerja.
Seperti dilansir AFP, Kamis (15/6/2023), Lidia Thorpe yang merupakan Senator independen menyampaikan pengakuan sambil berurai air mata di hadapan para Senator Australia dengan menyebut dirinya menjadi sasaran 'komentar seksual' dan 'disentuh secara tidak pantas' saat terpojok di tangga.
Diungkapkan juga oleh Thorpe bahwa dirinya juga diajak melakukan tindakan cabul oleh 'pria-pria yang berkuasa'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu (14/6) kemarin, Thorpe juga menuduh sesama Senator telah melakukan 'penyerangan seksual' terhadap dirinya, sebelum dipaksa untuk mencabut tuduhannya di bawah ancaman sanksi parlemen.
Namun pada Kamis (15/6) waktu setempat, Thorpe menegaskan kembali tuduhannya terhadap Senator bernama David Van, yang secara tegas membantah tuduhan itu. Van menyatakan dirinya 'hancur dan terpukul' oleh tuduhan itu, juga menegaskan kepada wartawan bahwa tuduhan itu 'sama sekali tidak benar'.
Partai Liberal yang menaungi Van telah menangguhkannya pada Kamis (15/6) waktu setempat, terkait tuduhan Thorpe itu.
Sementara tuduhan-tuduhan semacam itu dilindungi oleh undang-undang (UU) pencemaran nama baik yang berlaku di Australia, Thorpe menuduh Van melibatkan pengacara dalam masalah tersebut dan dia harus mengajukan kembali kasusnya untuk menavigasi aturan parlemen.
Simak juga Video 'Waspada! Pelecehan Seksual di Sekitar Kita':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Thorpe juga menyebut 'penyerangan seksual' bisa memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda.
"Apa yang saya alami adalah diikuti, diajak melakukan tindakan cabul secara agresif dan disentuh secara tidak pantas," tuturnya.
"Saya takut keluar dari pintu kantor. Saya akan membuka pintu sedikit dan memeriksa sudah tidak ada orang sebelum melanggar keluar. Sampai-sampai saya harus ditemani oleh seseorang setiap kali saya berjalan di dalam gedung ini," ucap Thorpe kepada para anggota parlemen Australia.
"Saya mengetahui ada orang lain yang pernah mengalami hal serupa dan belum muncul ke publik demi kepentingan karier mereka," imbuhnya.
Sejak tahun 2021, politik Australia diguncang oleh tuduhan penyerangan dan pelecehan seksual di dalam gedung parlemen. Salah satunya ketika seorang ajudan politik Brittany Higgins yang menuduh seorang staf konservatif memperkosa dirinya di dalam kantor salah satu menteri kabinet di gedung parlemen tahun 2019.
Lima penyelidikan terpisah menyusul usai tuduhan itu, yang secara kolektif mengungkapkan tuduhan-tuduhan tajam soal perilaku seksis dalam politik Australia.