Ada Benda Mencurigakan, Sidang Pembunuhan Shinzo Abe Ditunda

Ada Benda Mencurigakan, Sidang Pembunuhan Shinzo Abe Ditunda

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 12 Jun 2023 14:28 WIB
Shinzo Abe meninggal dunia usai ditembak oleh seorang pria, Jumat (8/7/2022). Abe meninggal pasca mendapat perawatan di rumah sakit akibat luka tembak.
Mendiang Shinzo Abe (dok. Getty Images/Kent Nishimura)
Tokyo -

Sidang pra-peradilan untuk terdakwa pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengalami penundaan pada Senin (12/6) waktu setempat. Penyebabnya, ada benda mencurigakan yang dikirimkan ke pengadilan setempat yang menjadi lokasi digelarnya persidangan.

Seperti dilansir AFP, Senin (12/6/2023), laporan televisi terkemuka Jepang, NHK, dan outlet media lokal lainnya menyebut Pengadilan Distrik Nara dievakuasi setelah sebuah 'tas tidak teridentifikasi' yang mencurigakan tiba di kompleks pengadilan. Pihak pengadilan Nara belum bisa mengonfirmasi laporan media itu.

Terdakwa yang bernama Tetsuya Yamagami dijadwalkan hadir dalam sidang pada Senin (12/6) sore waktu setempat dalam rangka sidang pra-peradilan untuk pembunuhan Abe yang mengejutkan dunia pada Juli tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berusia 42 tahun itu didakwa atas pembunuhan dan pelanggaran undang-undang pengendalian senjata. Atas pelanggaran hukum itu, Yamagami terancam hukuman mati.

Dalam serangan mematikan tahun lalu, Yamagami menargetkan Abe karena keterkaitan mantan PM Jepang itu dengan Gereja Unifikasi, sekte keagamaan global yang awalnya berdiri di Korea Selatan (Korsel).

ADVERTISEMENT

Yamagami diyakini membenci Gereja Unifikasi karena sumbangan besar yang diberikan ibundanya terhadap gereja itu telah membuat keluarganya bangkrut.

Abe yang merupakan politisi paling terkenal di Jepang dan PM terlama di negara itu, ditembak dengan senjata rakitan oleh Yamagami saat dia sedang berpidato dalam kampanye pada 8 Juli tahun lalu.

Lihat juga Video 'Protes Warga Jepang, Pemakaman Shinzo Abe Telan Rp 173 Miliar':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Situasi seputar pembunuhan Abe memicu kritikan publik, dengan pemerintah Jepang mengakui adanya 'kekurangan' dalam sektor keamanan dan menyebabkan pengunduran diri Kepala Kepolisian Jepang.

Yamagami yang telah menjalani serangkaian pemeriksaan kejiwaan, diketahui menghabiskan tiga tahun di Angkatan Laut setelah masa kecilnya hancur akibat ayahnya yang bunuh diri dan dugaan penelantaran oleh ibunya, yang juga mengabdikan diri untuk kegiatan gereja.

Detail itu memicu kemarahan publik terhadap Gereja Unifikasi dan menggalang simpati untuk Yamagami, dengan para pendukung menunjukkan dukungan melalui sumbangan dan petisi yang menyerukan keringanan hukuman.

Gereja Unifikasi merupakan gerakan keagamaan global yang didirikan di Korea tahun 1950-an oleh Sun Myung Moon, yang mengklaim dirinya sebagai mesias.

Dalam surat yang dipublikasikan oleh media Jepang, Yamagami menuduh Abe mendukung Gereja Unifikasi dan menyatakan kebenciannya terhadap kelompok tersebut. Pihak Gereja Unifikasi mengonfirmasi keanggotaan ibunda Yamagami, namun menolak untuk mengungkapkan jumlah sumbangan yang diberikan.

Laporan menyebut total sumbangan ibunda Yamagami untuk Gereja Unifikasi mencapai 100 juta Yen (Rp 10,6 miliar).

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads