Media-media terkemuka Amerika Serikat (AS) memberitakan soal rencana pembangunan pangkalan mata-mata China di Kuba. Namun, pemerintah Kuba menyebut laporan media AS itu 'tidak berdasar'.
Seperti dilansir AFP, Jumat (9/6/2023), laporan media terkemuka AS seperti The Wall Street Journal (WSJ) dan CNN menyebut Havana dan Beijing telah menandatangani perjanjian rahasia untuk pembangunan fasilitas penyadapan elektronik China di Kuba, yang bisa memantau komunikasi di wilayah tenggara AS.
Kuba diketahui terletak tak jauh dari pantai AS, atau hanya berjarak sekitar 144 kilometer dari ujung selatan Florida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan pangkalan mata-mata di negara itu dinilai akan memungkinkan pemantauan komunikasi di wilayah AS yang menjadi markas besar Komando Selatan dan Pusat AS, keduanya terletak di Florida.
Disebutkan juga oleh WSJ yang mengutip sejumlah pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, bahwa China akan membayar 'beberapa miliar dolar' kepada Kuba untuk bisa membangun fasilitas penyadapan itu.
Dalam tanggapannya, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Kuba Carlos Fernandez de Cossio menyebut laporan WSJ dan CNN itu 'sama sekali tidak benar dan tidak berdasar'.
De Cossio menegaskan bahwa Kuba menolak semua kehadiran militer asing di negara Amerika Latin itu. "Termasuk banyak pangkalan dan tentara AS," tegasnya.
"Fitnah semacam ini seringkali direkayasa oleh para pejabat AS," tuduh De Cossio dalam pernyataannya kepada wartawan setempat.
Lihat juga Video 'Tegang! Kapal Perang China 'Potong Laju' Kapal Penghancur AS di Selat Taiwan':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Gedung Putih-Pentagon Kompak Sebut Laporan Media AS Tak Akurat
Bantahan juga disampaikan oleh juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, yang menyebut laporan WSJ itu 'tidak akurat'.
"Saya telah melihat laporan media itu. Itu tidak akurat," tegas Kirby kepada MSNBC.
"Yang bisa saya katakan adalah bahwa kami, sejak hari pertama pemerintahan ini, merasa prihatin soal aktivitas pengaruh China di seluruh dunia, tentunya di belahan Bumi ini dan di kawasan ini," ujarnya.
"Kami memantau ini dengan sangat cermat," ucap Kirby.
Secara terpisah, juru bicara Pentagon Pat Ryder juga menyebut laporan WSJ tidak akurat.
"Kami tidak mengetahui soal China dan Kuba mengembangkan jenis stasiun mata-mata apa pun," sebutnya.
"Hubungan yang dimiliki kedua negara itu adalah hal yang terus kami pantau," tambah Ryder.