Sebuah kapal pelatihan Angkatan Laut terbesar milik China berlayar ke Filipina pada Jumat (9/6) waktu setempat. Pelayaran itu dilakukan di tengah ketegangan yang semakin meningkat terkait aktivitas maritim China di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa banyak negara.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/6/2023), Filipina menjadi perhentian terakhir untuk tur 'persahabatan' regional yang tengah dilakukan kapal pelatihan raksasa China bernama Qijiguang tersebut, yang ukurannya lebih besar dari kapal jenis penghancur biasa.
Kapal Qijiguang itu meninggalkan Brunei pada Kamis (8/6) waktu setempat dan berlayar menuju Filipina sebagai bagian dari perjalanan selama 40 hari, yang mencakup persinggahan di Vietnam dan Thailand sebelum Brunei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di akhir perjalanannya, kapal Qijiguang dan awaknya yang terdiri atas 476 siswa dan perwira Angkatan Laut akan melintasi perairan Laut Kuning, Laut China Timur, Laut China Selatan, Teluk Thailand dan Pasifik Barat.
Pelatihan kapal itu berfokus pada navigasi, anti-pembajakan dan latihan menembak dengan senjata ringan. Media pemerintah China menggambarkan perjalanan kapal Qijiguang, yang namanya berasal dari jenderal dinasti Ming yang perang melawan perompak Jepang, sebagai pelayaran 'bersahabat'.
Kunjungan kapal itu ke Filipina dilakukan di tengah ketegangan dengan negara-negara tetangga terkait Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim oleh China. Perairan Laut China Selatan diketahui sebagian juga diklaim oleh Vietnam, Taiwan, Brunei, Malaysia dan Filipina sendiri.
Kunjungan tersebut dilakukan segera setelah latihan penjaga pantai trilateral pertama yang melibatkan militer Filipina, Jepang dan Amerika Serikat (AS), yang baru saja berakhir pada Rabu (7/6) waktu setempat.
Lihat juga Video 'Tegang! Kapal Perang China 'Potong Laju' Kapal Penghancur AS di Selat Taiwan':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Filipina diketahui meningkatkan hubungan militer dengan AS tahun ini, dengan menggelar lebih banyak latihan dan bahkan mengizinkan akses tentara AS ke pangkalan militer lokal. Keputusan itu membuat China marah, ketika Manila mengatakan akses itu akan berguna jika Beijing menyerang Taiwan.
Ketegangan pun semakin meningkat setelah Filipina menempatkan pelampung-pelampung navigasi di Kepulauan Spratly yang dipersengketakan di Laut China Selatan bulan lalu, yang dengan cepat mendorong Beijing untuk melakukan hal yang sama.
Pada 23-25 Mei lalu, kapal pelatihan China itu berlabuh di Vietnam, yang berdekatan dengan pelayaran kapal penelitian China di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Vietnam dari 7 Mei hingga 6 Juni. Kehadiran kapal penelitian China itu sempat memicu protes yang jarang terjadi di Hanoi.