Warga Swedia Ramai-ramai Protes UU Anti-Teror Terbaru

Warga Swedia Ramai-ramai Protes UU Anti-Teror Terbaru

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 05 Jun 2023 11:41 WIB
Protesters waved numerous PKK flags, along with signs stating
Demonstran melambaikan bendera Partai Pekerja Kurdistan dalam unjuk rasa memprotes UU anti-teror terbaru (Maja SUSLIN/TT News Agency/AFP)
Stockholm -

Ratusan warga Swedia ramai-ramai turun ke jalanan ibu kota Stockholm untuk memprotes undang-undang (UU) anti-teror terbaru. UU itu disahkan untuk mengakomodasi keberatan Turki yang menentang bergabungnya Swedia dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Seperti dilansir AFP, Senin (5/6/2023), unjuk rasa yang digelar pada Minggu (4/6) waktu setempat itu diselenggarakan oleh kelompok-kelompok yang dekat dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Turki.

Ankara pada pekan ini memperingatkan agar 'teroris' tidak diizinkan untuk berunjuk rasa di Swedia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sejauh ini menentang Swedia untuk menjadi anggota NATO, dengan menuduh Stockholm menjadi 'tempat berlindung' bagi para aktivis Kurdi.

Untuk mengatasi kekhawatiran Erdogan, otoritas Swedia meloloskan UU baru yang menetapkan 'partisipasi dalam organisasi teroris' sebagai tindak kriminal.

ADVERTISEMENT

"Mereka mengincar warga Kurdi di Swedia," cetus juru bicara Aliansi Melawan NATO, Tomas Pettersson, saat berbicara kepada AFP di sela-sela unjuk rasa yang diberi judul 'Tidak untuk NATO, Tidak Ada Aturan Hukum Erdogan di Swedia' itu.

Pettersson menambahkan bahwa gagasan di balik UU anti-teror itu adalah 'untuk melakukan penangkapan dan menggelar persidangan dan mendapatkan korban' agar Erdogan 'kemudian akan membiarkan Swedia masuk ke NATO'.

Simak Video 'UU Anti-LGBT 'Ekstrem' Uganda Menuai Sorotan Dunia':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dalam aksinya, para demonstran melambaikan banyak bendera PKK sembari membawa poster bertuliskan 'Tidak untuk NATO'.

"Keanggotaan kita di NATO akan memicu banyak pemerasan dari Erdogan," sebut mantan anggota parlemen Swedia Amineh Kakabaveh kepada AFP.

Juru bicara Erdogan, dalam peringatan pada Selasa (305) pekan lalu, menyatakan bahwa 'sangat tidak bisa diterima bahwa teroris PKK terus beroperasi secara bebas di Swedia' dan menyerukan otoritas Stockholm untuk mencegah unjuk rasa itu.

Meskipun PKK juga dianggap sebagai organisasi teroris di Swedia, sama seperti di negara-negara Uni Eropa lainnya, namun para pendukungnya pada umumnya diizinkan untuk berunjuk rasa di tempat umum.

Swedia dan Finlandia meninggalkan sikap non-blok militer yang dipegang sejak lama, lalu bergabung dengan NATO untuk merespons invasi Rusia ke Ukraina. Finlandia telah secara resmi bergabung NATO pada April lalu, namun Turki dan Hungaria belum meratifikasi keanggotaan Swedia.

Pada Jumat (2/6) pekan lalu, Menteri Kehakiman Swedia menegaskan bahwa UU anti-teror baru ini tidak dimaksudkan untuk menyerang kebebasan berbicara.

Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Tobias Billstrom memuji UU baru itu sebagai langkah terakhir Swedia di bawah perjanjian yang ditandatangani dengan Turki tahun lalu, agar Ankara meratifikasi keanggotaan Stockholm di NATO.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads