Satelit mata-mata milik Korea Utara (Korut) gagal mengudara dan jatuh di laut. Kejadian ini memicu sirene di negara tetangga seperti Jepang dan Korea Selatan berbunyi.
Dilansir AFP, Rabu (31/5/2023), Korut telah mengabarkan kepada negara tetangganya, Selasa (30/5), bahwa akan meluncurkan 'satelit mata-mata militer no 1' sebelum 11 Juni
Pyongyang menyebut satelit mata-mata buatannya akan 'sangat diperlukan untuk melacak, memantau... dan mengatasi secara langsung tindakan militer berbahaya AS dan pasukan pengikutnya'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluncuran satelit yang dilakukan pada Rabu (31/5) merupakan yang kelima sejak tahun 1998. Tiga di antaranya pun gagal dan dua peluncuran berhasil membawa satelit ke orbit luar angkasa, namun sinyal dari peluncuran itu tidak pernah terdeteksi yang mengindikasikan adanya malfungsi.
Otoritas luar angkasa Korut mengumumkan peluncuran satelit mata-mata militer bernama 'Malligyong-1' melalui kantor berita Korean Central News Agency (KCNA). Satelit itu disebut jatuh ke lautan segera setelah diluncurkan ke orbit luar angkasa.
"Meluncurkan satelit mata-mata militer, 'Malligyong-1', yang dipasang pada roket pembawa tipe baru, 'Chollima-1', di Lapangan Peluncuran Satelit Sohae di Distrik Cholsan, Provinsi Phyongan Utara pada pukul 06.27 waktu setempat, pada 31 Mei," sebut KCNA dalam laporannya.
Laporan KCNA mengatakan bahwa roket yang membawa satelit mata-mata itu gagal mencapai orbit dan terjatuh 'setelah kehilangan daya dorong akibat awal abnormal dari mesin tahap kedua setelah pemisahan tahap pertama selama peluncuran normal'.
"Otoritas terkait akan menyelidiki secara menyeluruh kerusakan serius yang terungkap dalam peluncuran satelit, mengambil langkah-langkah ilmiah dan teknologi yang mendesak untuk mengatasinya dan melakukan peluncuran kedua secepat mungkin," tegas KCNA dalam laporannya.
Selanjutnya: Sirene berbunyi.
Sirene Berbunyi
Peluncuran satelit militer milik Korut gagal, namun sirene peringatan serangan udara di Jepang tetap menyala.
Seperti dilansir BBC, Rabu (31/5/2023), peluncuran roket ini memicu peringatan penduduk di Okinawa, Jepang. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan saat ini tidak ada laporan kerusakan setelah peluncuran. Jepang sebelumnya siap untuk menembak jatuh apapun yang mengancam wilayahnya.
Kondisi serupa pun terjadi di Korsel. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul mengatakan peringatan darurat sempat dikeluarkan pemerintah setempat usai peluncuran satelit mata-mata Korea Utara gagal terbang.
Dilansir Antara, sejumlah warga dan wisatawan mendapat peringatan darurat melalui pesan ponsel untuk segera melakukan evakuasi sekitar pukul 06.32 waktu setempat. Namun beberapa menit kemudian, Kementerian Administrasi Publik dan Keamanan Korea Selatan menyatakan peringatan oleh Pemerintah Kota Seoul merupakan pengumuman yang salah.
Pada pukul 07.25 waktu setempat, KBRI Seoul mendapat informasi peringatan darurat yang dikeluarkan Pemerintah Kota Seoul disebabkan peluncuran rudal oleh Korea Utara. KBRI Seoul menyebut informasi dari pemerintah setempat menyampaikan warga dapat kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
"Informasi tersebut sekaligus menyatakan bahwa 'Wartime Alert' untuk seluruh wilayah di kota Seoul telah diangkat dan para penduduk kota Seoul diharapkan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa," kata Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
Selanjutnya: Puing satelit ditemukan Korsel.
Puing Satelit Mata-mata Ditemukan Korsel
Militer Korsel berhasil menemukan puing-puing satelit mata-mata militer Korut yang jatuh ke lautan. Puing satelit mata-mata Korut itu juga telah dievakuasi dari lautan oleh militer Seoul, dengan fotonya dirilis ke publik.
Seperti dilansir AFP, militer Korsel menyebut puing satelit mata-mata Korut itu ditemukan di perairan berjarak 200 kilometer di sebelah barat Pulau Eocheong.
"Pada pukul 08.05 waktu setempat pada hari ini, militer kami telah mengidentifikasi sebuah objek yang dianggap sebagai bagian dari 'Kendaraan Peluncur Luar Angkasa' yang diklaim oleh Korea Utara di perairan berjarak 200 kilometer sebelah barat Pulau Eocheong dan mengevakuasinya," sebut Kepala Staf Gabungan Korsel dalam pernyataannya.
Foto-foto yang dirilis oleh militer Korsel menunjukkan struktur logam berukuran besar dengan bentuk menyerupai barel, dengan beberapa pipa tipis dan kabel-kabel terlihat di bagian bawahnya.
![]() |