'Serangan Balik' Rusia dan China ke G7 Buntut Dicap Sebagai Ancaman

'Serangan Balik' Rusia dan China ke G7 Buntut Dicap Sebagai Ancaman

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 21 Mei 2023 21:10 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022). ANTARA FOTO/POOL/Sigid Kurniawan/rwa.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN )
Jakarta -

Moskow dan Beijing mengecam KTT G7 di Hiroshima saat para pemimpin negara demokrasi besar menjanjikan langkah-langkah baru yang menargetkan Rusia. China juga menentang pernyataan G7 di Hiroshima karena dinilai mencampuri urusan internalnya terkait Taiwan.

Dilansir CNN, Minggu (21/5/2023), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengecam G7 karena menuruti 'kehebatan mereka sendiri'. Lavrov menilai hal itu bertujuan untuk 'menghalangi' Rusia dan China.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China menuduh para pemimpin G7 'menghalangi perdamaian internasional'. Kemlu China juga mengatakan kelompok itu perlu 'merenungkan perilakunya dan mengubah arah'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui pada pertemuan G7 di Jepang membahas terkait serangan brutal Rusia terhadap Ukraina dan bagaimana menangani Beijing.

Namun negara G7 membuat artikulasi tentang posisi bersama di China saat ini, menekankan perlunya bekerja sama dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, tetapi juga melawan 'praktik jahat' dan 'pemaksaan' dalam komunike bersama pada Sabtu kemarin.

ADVERTISEMENT

Para pemimpin juga menjanjikan langkah-langkah baru untuk menghambat kemampuan Rusia untuk membiayai dan mengobarkan perangnya, serta bersumpah dalam pernyataan khusus untuk meningkatkan koordinasi keamanan ekonomi mereka. Ini merupakan sebuah peringatan terselubung dari para anggota terhadap apa yang mereka lihat sebagai persenjataan perdagangan dari China, dan juga Rusia.

Perjanjian G7 mengikuti sikap keras China terhadap China di beberapa ibu kota Eropa, meskipun ada perbedaan pandangan tentang bagaimana menangani hubungan dengan mitra ekonomi utama, yang dianggap oleh AS sebagai 'tantangan jangka panjang paling serius bagi tatanan internasional'.


China Protes Keras KTT G7 Jepang

China menentang pernyataan G7 di Hiroshima dan menilainya mencampuri urusan internal negara China terkait Taiwan. Menlu China menyebut telah mengajukan keluhan (surat keluhan) ke penyelenggara KTT G7 di Jepang.

Dilansir Reuters, Minggu (21/5/2023), Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan mengatakan G7 mengabaikan kekhawatiran China, telah menyerangnya dan mencampuri urusan dalam negerinya, termasuk Taiwan.

"China telah menyatakan ketidakpuasannya dan telah mengajukan pernyataan keras kepada tuan rumah KTT Jepang," demikian pernyataan itu.

Sebelumnya, negara yang tergabung dalam The Group of Seven (G7) mendesak China untuk menekan mitra strategisnya Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. G7 mendesak Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina.

Dilansir AP News, Sabtu (20/5/2023), hal itu disampaikan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan para pemimpin negara G7 dalam KTT di Hiroshima, Jepang. G7 menekankan bahwa mereka tidak ingin merugikan China dan mencari "hubungan yang konstruktif dan stabil" dengan Beijing.

"Kami meminta China untuk menekan Rusia agar menghentikan agresi militernya, dan segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina," kata G7.

Selengkapnya halaman selanjutnya.

G7 meminta China untuk mendukung perdamaian. G7 mengingatkan tentang Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Kami mendorong China untuk mendukung perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi berdasarkan integritas wilayah dan prinsip serta tujuan Piagam PBB," katanya. Termasuk, tambahnya, dalam pembicaraan langsung dengan Ukraina.

G7 menyebut kerja sama dengan China diperlukan mengingat peran global dan ukuran ekonominya. Juga diperlukan kerja sama menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, utang dan kebutuhan pembiayaan negara-negara yang rentan, masalah kesehatan global, dan stabilitas ekonomi.

Namun demikian, para pemimpin negara G7 menyatakan "keprihatinan serius" tentang situasi di laut China Timur dan Selatan, di mana Beijing telah memperluas kehadiran militernya dan mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengendalikan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri. G7 kemudian menyerukan "resolusi damai" terhadap klaim China atas Taiwan.

"Tidak ada dasar hukum untuk klaim maritim China yang luas di Laut China Selatan, dan kami menentang aktivitas militerisasi China di wilayah tersebut," kata G7.

Halaman 2 dari 2
(yld/yld)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads