Menteri Luar Negeri (Menlu) Papua Nugini Justin Tkatchenko mengundurkan diri dari jabatannya usai memicu kontroversi terkait perjalanan mewah ke Inggris saat menghadiri penobatan Raja Charles III. Tkatchenko yang didampingi putrinya menggunakan penerbangan first class dan belanja barang mewah di Singapura.
Seperti dilansir Reuters, Senin (15/5/2023), Papua Nugini merupakan negara persemakmuran di kawasan Pasifik, yang memiliki Raja Charles III sebagai kepala negaranya. Tkatchenko menghadiri penobatan itu setelah diminta oleh Perdana Menteri (PM) James Marape untuk menggantikan dirinya mewakili Papua Nugini.
Tkatchenko mengajak serta putrinya, Savannah, karena sang istri berhalangan hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan Tkatchenko dan putrinya itu memicu kemarahan publik setelah laporan media-media lokal mengulas soal besarnya biaya perjalanan delegasi Papua Nugini yang beranggotakan 30 orang saat menghadiri penobatan Raja Charles III pada 6 Mei lalu.
Setiap delegasi dilaporkan menerima tunjangan sebesar 50.000 Kina, atau setara Rp 208,5 juta untuk membayar hotel dan tiket pesawat selama di Inggris.
Publik melontarkan kritikan dan hinaan, dengan menyebut biaya sebesar itu lebih baik digunakan untuk membiayai kebutuhan pokok dan membiayai rumah-rumah sakit di negara Pasifik tersebut.
Sekretaris resmi Gedung Pemerintah Papua Nugini, Bill Toraso, mengonfirmasi kepada Reuters bahwa 10 staf Gubernur Jenderal telah melakukan perjalanan ke London, bersama dengan 10 tamu lainnya. Dua pejabat Kementerian Luar Negeri juga mendampingi Tkatchenko dalam perjalanan itu.
Lihat juga Video 'Detail di Foto-foto Terbaru Raja Charles III dan Ratu Camilla Usai Penobatan':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam pernyataan pada Jumat (12/5) pekan lalu, Tkatchenko mengumumkan dirinya memilih untuk 'mundur' setelah berkonsultasi dengan Marape. Jabatan Menlu untuk sementara akan dirangkap oleh Marape, sementara Tkatchenko masih menjadi anggota parlemen.
"Saya mundur sebagai Menteri Luar Negeri agar negara kita bisa bergerak ke depan dan saya juga bisa membersihkan nama saya dan juga menghilangkan keraguan dan informasi keliru yang ada di luar sana," ucap Tkatchenko dalam pernyataannya.
"Saya ingin memastikan peristiwa baru-baru ini tidak mengganggu kunjungan resmi dan pertemuan puncak yang akan kita selenggarakan dengan semua Pemimpin Dunia dalam beberapa pekan ke depan," ujarnya.
"Saya juga ingin memastikan kebenaran dari persoalan ini telah dijelaskan dan informasi yang keliru serta kebohongan-kebohongan telah dikoreksi," imbuhnya.
Diketahui bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan PM India Narendra Modi akan berkunjung ke Papua Nugini pada 22 Mei mendatang.
Menlu-Putrinya Naik Pesawat First Class dan Belanja Barang Mewah
Kontroversi soal perjalanan Tkatchenko dan rombongannya ke Inggris itu semakin meluas setelah Savannah, putrinya, menjadi pusat kemarahan publik akibat postingan video TiKTok yang menunjukkan dirinya membahas soal belanja barang mewah sebelum menaiki pesawat saat transit di Singapura menuju Inggris.
Savannah yang tinggal dan kuliah di Queensland, Australia, seperti dilansir Daily Mail, membagikan sejumlah klip via Tiktok yang menunjukkan dirinya duduk di kursi first class saat penerbangan ke Inggris. Dia juga membagikan video mengunjungi butik mewah, seperti Hermes dan Louis Vuitton, saat transit di Singapura.
Klip lainnya menunjukkan Savannah memamerkan koleksi make-up mewah miliknya. Tidak hanya itu, dia dan ayahnya juga terlihat dalam video sedang menghabiskan waktu di lounge First Class di Singapura, di mana keduanya menikmati makanan mewah.
Klip-klip Savannah itu membuat geram para wajib pajak di Papua Nugini dengan banyak yang mempertanyakan mengapa uang pajak mereka tidak digunakan untuk mengembangkan negara yang tergolong miskin itu, alih-alih mendanai perjalanan mewah keluarga menteri.
Savannah telah menghapus akun TikTok-nya sejak memicu kontroversi di Papua Nugini.
Namun kecaman dan kritikan publik terhadap putrinya sempat membuat Tkatchenko melontarkan kata-kata kasar. Dalam wawancara dengan media Australia, Tkatchenko menyebut orang-orang yang mengkritik putrinya sebagai 'binatang primitif'.
Kata-kata Tkatchenko itu semakin memicu kemarahan publik, meskipun dia telah meminta maaf.