Tudingan Campur Tangan Rusia Panaskan Turki Jelang Pemilu Terberat Erdogan

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 13 Mei 2023 23:09 WIB
Erdogan saat kampanye (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)
Ankara -

Suasana politik Turki mulai memanas menjelang Pemilu. Isu campur tangan Rusia menjadi salah satu tudingan yang muncul jelang hari pemilihan.

Dilansir Reuters, Sabtu (13/5/2023), Pemilu Turki bakal digelar pada Minggu (14/5). Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali maju untuk melanjutkan kekuasaannya yang sudah berlangsung selama 20 tahun.

Pilpres kali ini disebut-sebut menjadi pertarungan terberat Erdogan. Dia bakal melawan kandidat oposisi, Kemal Kilicdaroglu.

Ketidakpastian, kecemasan, antisipasi dan ketegangan atas apa yang mungkin terjadi di Turki sangat terasa di jalanan negara tersebut. Banyak warga, termasuk generasi pemilih baru, mendambakan perubahan.

Mereka terpukul oleh inflasi yang melumpuhkan, mata uang Lira yang runtuh dan penurunan tajam standar hidup. Gempa dahsyat yang mengguncang pada Februari lalu hingga menewaskan lebih dari 50.000 orang dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal semakin memperburuk kehidupan warga Turki.

Pilpres Turki akan digelar bersamaan dengan Pemilu parlemen. Dari total 85 juta jiwa penduduk Turki, sebanyak 61 juta orang di antaranya tercatat sebagai pemilih yang sah.

Jajak pendapat sementara menunjukkan persaingan ketat antara Erdogan dan Kilicdaroglu. Hasil jajak pendapat terbaru bahkan menunjukkan Kilicdaroglu unggul atas Erdogan.

Namun, capres petahana itu masih bisa menang mengingat dengan basis dukungannya yang kuat. Mereka yang mengikuti kebangkitan Erdogan selama tiga dekade terakhir berpendapat dia akan berjuang dengan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya.

"Dia akan menggugat hasilnya jika itu tidak menguntungkan dirinya dan jika selisihnya tipis, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak jika oposisi menang telak. Dia berada di titik terlemah dalam karier politiknya," ujar seorang kolumnis Turki, Kadri Gursel, dalam analisisnya soal Erdogan.

Dalam sistem Pemilu Turki, seorang calon bisa terpilih dengan mendapatkan lebih dari 50 persen suara sah. Jika tidak ada capres yang meraup perolehan suara di atas 50 persen, maka Pemilu berlanjut ke putaran kedua.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya




(haf/haf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork