Dipecat Putin, Jenderal 'Jagal Mariupol' Dalangi Pembantaian 300 Orang

Dipecat Putin, Jenderal 'Jagal Mariupol' Dalangi Pembantaian 300 Orang

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 28 Apr 2023 15:02 WIB
Presiden Vladimir Putin memecat Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev dari Wakil Menteri Pertahanan. Ini potret Jenderal yang berjuluk Jagal Mariupol tersebut.
Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev dipecat Putin (Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Moskow -

Julukan 'Jagal Mariupol' yang diberikan untuk jenderal militer Rusia, yang baru saja dipecat Presiden Vladimir Putin, bukan julukan biasa. Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev merupakan sosok yang memerintahkan serangan fatal terhadap gedung teater di Mariupol yang menewaskan sedikitnya 300 warga Ukraina tahun lalu.

Seperti dilansir Daily Mail, Jumat (28/4/2023), Mizintsev yang berusia 60 tahun itu dipecat dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Rusia untuk urusan logistik, yang diembannya sejak September 2022.

Putin menunjuk langsung Mizintsev menempati jabatan itu untuk menggantikan Jenderal Dmitry Bulgakov, yang dicopot karena rentetan kekalahan pasukan Rusia di Ukraina. Bulgakov dianggap bertanggung jawab karena gagal mempersenjatai dan memberi pasokan makanan yang layak untuk pasukan Moskow.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mizintsev yang juga dijuluki sebagai 'orang favorit Putin' ini mengawasi pengepungan brutal atas kota pelabuhan Mariupol di Ukraina tahun lalu, yang berlangsung selama tiga bulan. Dia disebut sebagai sosok yang memberikan perintah untuk membombardir sebuah gedung teater yang menampung ratusan warga sipil.

Serangan udara yang diperintahkan oleh Mizintsev menghancurkan gedung teater itu, dengan sedikitnya 300 orang dilaporkan tewas.

ADVERTISEMENT

Taktik keji Mizintsev itu memicu kengerian bagi publik global, yang saat itu menyaksikan bagaimana pasukan Rusia membombardir sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol pada 9 Maret tahun lalu. Gempuran itu dilaporkan menewaskan seorang wanita hamil dan bayinya yang belum lahir, serta melukai 17 orang lainnya.

Sepekan kemudian, pesawat militer Rusia menjatuhkan sejumlah rudal ke area sipil, kali ini di area yang menjadi lokasi Gedung Teater Regional Donetsk yang ada di Mariupol. Gedung teater itu menampung ratusan warga sipil yang berlindung dari gempuran, dengan tulisan 'anak-anak' terlihat jelas di halaman gedung.

Pengeboman terhadap gedung teater itu, yang diyakini diperintahkan oleh Mizintsev, memicu kehancuran dan menewaskan sedikitnya 300 orang. Gempuran itu bahkan tercatat sebagai serangan paling mematikan terhadap warga sipil sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Simak Video 'Rusia Kerja Sama dengan Negara NATO dalam Proyek Nuklir':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Kota Mariupol menjadi target utama pasukan Rusia mengingat lokasinya yang strategis karena dekat dengan Laut Azov. Sebagian besar bangunan di kota itu hancur, dengan puluhan ribu orang dilaporkan tewas.

Selain menggunakan taktik keji di Ukraina, Mizintsev juga dianggap bertanggung jawab atas kebrutalan dalam pengepungan Aleppo di Suriah beberapa tahun lalu. Dilaporkan bahwa Mizintsev yang memerintahkan serangan bom klaster terhadap area permukiman dalam operasi militer yang menewaskan ribuan warga sipil.

Pada 31 Maret 2022, Mizintsev dijatuhi sanksi oleh pemerintah Inggris atas tindakannya yang 'tercela' di Suriah dan Ukraina.

"Mizintsev merupakan Kepala Pusat Komando dan Kendali Pertahanan Nasional, di mana semua operasi militer Rusia direncanakan dan dikendalikan di seluruh dunia," sebut pemerintah Inggris pada saat itu, seperti dilansir Newsweek.

"Mizintsev dikenal menggunakan taktik-taktik tercela, termasuk menggempur pusat-pusat sipil di Aleppo tahun 2015-2016 dan sekarang di Mariupol -- di mana kekejaman terus dilakukan terhadap warga Ukraina," imbuh pernyataan pemerintah Inggris.

Pemecatan Mizintsev oleh Putin marak diungkap oleh koresponden media lokal dan blogger militer Rusia, pekan ini. Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.

Alasan di balik pemecatan itu juga tidak diketahui secara jelas. "Alasan pastinya belum jelas, sama seperti tidak diketahui secara jelas apakah pemecatan ini dari jabatan, penonaktifan, atau pemindahan ke tempat pelayanan yang baru," sebut Alexander Sladkov yang merupakan koresponden surat kabar Rusia yang dikelola pemerintah, Izvestia, yang mengungkap pemecatan Mizintsev via postingan Telegram-nya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads