Pemerintah Rusia mengomentari percakapan telepon antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang merupakan pertama kalinya sejak Moskow menginvasi Kiev setahun lalu. Seperti apa komentar Moskow?
Dalam percakapan telepon pada Rabu (26/4) waktu setempat, Xi mengatakan kepada Zelensky bahwa China akan mengirimkan perwakilan khusus ke Ukraina dan akan menggelar pembicaraan dengan semua pihak demi mewujudkan perdamaian.
Itu merupakan percakapan telepon pertama yang dilakukan sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu. Percakapan telepon itu dilakukan setelah tekanan diberikan oleh Kiev selama berbulan-bulan agar pembicaraan semacam itu digelar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Kamis (27/4/2023), komentar atas percakapan telepon itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya pada Rabu (26/4) waktu setempat.
Zakharova fokus membahas soal upaya China meluncurkan proses perundingan soal konflik Rusia-Ukraina, di mana dia menilai Kiev kemungkinan tidak akan mengapresiasi upaya Beijing tersebut, sementara Moskow jelas mengapresiasinya.
"Kami telah mencatat kesediaan China untuk melakukan upaya-upaya dalam meluncurkan proses negosiasi. Kami bisa melihat bahwa pendekatan fundamental kami sejalan dengan kertas posisi yang dirilis Kementerian Luar Negeri China pada 24 Februari lalu," sebutnya.
"Sejauh ini, rezim Kiev menolak semua inisiatif yang masuk akal yang dimaksudkan untuk menemukan solusi politik dan diplomatik untuk krisis Ukraina," ucap Zakharova dalam komentarnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Zelensky Beberkan Isi Pembicaraannya dengan Xi Jinping':
Ditekankan oleh Zakharova bahwa otoritas Ukraina dan sekutu-sekutu Barat yang menjadi sponsor negara itu telah memperjelas bagaimana mereka bisa mengabaikan inisiatif perdamaian dari China itu.
"Dengan pengakuan mereka sendiri, mereka hanya membutuhkan Kesepakatan Minsk untuk mengulur waktu dan meningkatkan kemampuan ofensif," sebut Zakharova.
"Pada musim semi tahun 2022, mereka tiba-tiba menolak perjanjian damai yang akan dicapai para pihak dalam inisiatif Kiev. Volodymyr Zelensky bahkan menandatangani undang-undang untuk melarang pembicaraan apapun dengan Presiden Rusia Vladimir Putin," jelasnya.
"Itu menunjukkan, boneka Washington kecil kemungkinan akan mengapresiasi setiap seruan untuk perdamaian," tegas Zakharova dalam komentarnya.
Laporan pemerintah China, seperti dilansir CNN, menyebut Xi dan Zelensky bertukar pandangan soal krisis Ukraina dalam percakapan telepon itu. Disebutkan juga bahwa Xi menegaskan kembali dukungan China untuk perundingan damai bagi perang yang terus berlanjut di Ukraina.
Sementara Zelensky, dalam pernyataan via Twitter, menyebut percakapan telepon dengan Xi itu berlangsung 'panjang dan bermakna'. Zelensky dan Xi terakhir kali berkomunikasi pada awal Januari 2022, sebelum Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.