Gedung Putih menyambut baik, bahkan memuji, percakapan telepon perdana antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sejak invasi Rusia dilancarkan tahun lalu.
Namun Gedung Putih menilai masih terlalu dini untuk memperkirakan apakah percakapan kedua kepala negara itu akan mengarah pada kesepakatan damai antara Moskow dan Kiev. China diketahui merupakan sekutu dekat Rusia, yang menerima banyak sanksi usai melancarkan invasi militer ke Ukraina pada Februari 2022.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (27/4/2023), respons positif diberikan juru bicara keamanan nasional Gedung Putih Amerika Serikat (AS) John Kirby saat menanggapi percakapan telepon antara Xi dan Zelensky yang dilakukan pada Rabu (26/4) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu hal yang baik," sebut Kirby dalam pernyataannya.
"Sekarang, apakah itu akan mengarah pada semacam gerakan perdamaian yang bermakna, atau rencana, atau proposal, saya pikir kita belum bisa mengetahuinya sekarang," imbuhnya.
Percakapan telepon antara Xi dan Zelensky pada Rabu (26/4) waktu setempat merupakan yang pertama kali dilakukan sejak Rusia menginvasi Ukraina. Percakapan telepon itu dilakukan setelah tekanan diberikan oleh Kiev selama berbulan-bulan agar pembicaraan semacam itu digelar.
Dalam percakapan keduanya, Xi menuturkan kepada Zelensky bahwa China akan mengirimkan perwakilan khusus ke Ukraina dan menggelar pembicaraan dengan semua pihak untuk mewujudkan perdamaian.
"Kami sudah sejak lama mengatakan kami ingin perang ini berakhir," tegas Kirby.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat Video: Zelensky Beberkan Isi Pembicaraannya dengan Xi Jinping
"Itu bisa segera berakhir jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin pergi. Namun tampaknya itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat," ucapnya.
Kendati demikian, Kirby menambahkan bahwa Washington akan menyambut baik 'setiap upaya untuk mencapai perdamaian yang adil selama perdamaian itu bisa terwujud ... berkelanjutan, dan bisa diandalkan'.
"Jika akan ada perdamaian yang dirundingkan, hal tersebut akan terjadi ketika Presiden Zelensky siap untuk itu," cetusnya.