Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva melontarkan seruan untuk Amerika Serikat (AS) ketika dirinya melakukan kunjungan kenegaraan ke China, akhir pekan ini. Lula da Silva menyerukan Washington untuk berhenti 'mendorong perang' di Ukraina dan 'mulai bicara soal perdamaian'.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/4/2023), seruan untuk AS itu disampaikan Lula da Silva kepada wartawan di Beijing pada akhir kunjungan kenegarannya, di mana dia juga bertemu langsung dengan Presiden Xi Jinping.
"Amerika Serikat perlu berhenti mendorong perang dan mulai berbicara soal perdamaian, Uni Eropa perlu mulai berbicara soal perdamaian," cetus Lula da Silva.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan cara itu, menurut Lula da Silva, komunitas internasional akan bisa 'meyakinkan' Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa 'perdamaian adalah kepentingan seluruh dunia'.
Kunjungan Lula da Silva ke China, mitra dagang utama Brasil, ini difokuskan untuk memperkuat hubungan dan menyebarkan pesan bahwa 'Brasil telah kembali' sebagai pemain utama dalam panggung global.
Dia tengah melakukan tindakan penyeimbangan yang rumit dengan mengupayakan hubungan lebih dekat dengan AS. Kunjungan Lula da Silva ke Beijing ini dilakukan setelah pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden pada Februari lalu.
Tidak seperti negara-negara Barat, baik China maupun Brasil tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah negara itu menginvasi Ukraina. Beijing dan Brasilia sama-sama berupaya menempatkan diri sebagai mediator untuk mencapai perdamaian.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Dokumen Rahasia AS Bocor, Berisi Informasi Perang Ukraina-Mossad
Sebelum berkunjung ke China, Lula da Silva mengusulkan pembentukan kelompok negara-negara untuk menengahi perang. Dia menyatakan akan membahas hal ini dalam kunjungannya ke Beijing,
Namun saat ditanya soal perkembangan insiatifnya tersebut usai dia berdialog dengan Xi, Lula da Silva tidak memberikan jawaban yang detail. Dia hanya menyatakan bahwa 'penting untuk memiliki kesabaran' untuk berbicara dengan Putin dan Zelensky.
"Tapi yang terpenting, perlu meyakinkan negara-negara yang memasok senjata, yang mendorong perang, untuk berhenti," tegasnya.