Rencana otoritas China menutup wilayah udaranya di sebelah utara Taiwan pada akhir pekan diperkirakan akan berdampak terhadap sedikitnya 33 penerbangan. Taipei menyebut dampak penutupan itu berkurang setelah Beijing berhasil dibujuk untuk mempersempit zona larangan terbang yang ditetapkannya.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (13/4/2023), laporan awal Reuters menyebutkan bahwa otoritas China awalnya memberitahu otoritas Taiwan bahwa pihaknya akan menetapkan zona larangan terbang dengan menutup wilayah udara di sebelah utara pulau itu mulai 16 April hingga 18 April.
Namun Kementerian Transportasi Taiwan menyatakan penetapan zona larangan terbang itu berhasil dikurangi menjadi hanya selama 27 menit pada Minggu (16/4) pagi mendatang, setelah Taipei melayangkan protesnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Transportasi Taiwan Wang Kwo-tsai, seperti dikutip kantor berita Taiwan Central News Agency (CNA), menjelaskan bahwa dampak terhadap penerbangan dari zona larangan terbang China itu telah sangat berkurang usai Taipei sukses membujuk Beijing untuk secara drastis mempersempit zona itu.
Wang menyatakan kementeriannya telah membahas dengan otoritas penerbangan Jepang yang akan merilis pemberitahuan pada Kamis (13/4) waktu setempat, kepada kapal-kapal dan pesawat-pesawat untuk menghindari area tersebut selama periode khusus pada Minggu (16/4) pagi mendatang.
Disebutkan juga oleh Wang bahwa pembatasan wilayah udara itu akan menambah waktu tempuh ekstra 'kurang dari satu jam' untuk penerbangan yang terdampak, mengingat pesawat dengan rute di zona larangan terbang itu akan terpaksa mengalihkan penerbangan jauh ke arah selatan dari rute aslinya.
Kementerian Transportasi Taiwan, pada Rabu (12/4) waktu setempat, merilis sebuah peta yang menunjukkan apa yang diberi label sebagai 'zona aktivitas dirgantara' China di wilayah timur laut Taiwan dan di dekat gugusan kepulauan Diayou yang menjadi sengketa. Jepang menyebut Diaoyu sebagai Senkaku.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Saat Trump Akui Kecerdasan Putin, Xi Jinping, dan Kim Jong Un':
Perkembangan tersebut mengikuti latihan perang sangat intens yang digelar militer China di perairan sekitar Taiwan selama tiga hari, sebagai respons atas pertemuan Presiden Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy di California pekan lalu.
Penutupan wilayah udara semacam ini pernah dilakukan oleh China sebelumnya, yakni ketika latihan militer digelar pada Agustus tahun lalu untuk merespons kunjungan kontroversial Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi.
Pada saat itu, ada gangguan sangat signifikan terhadap operasional penerbangan di kawasan tersebut, dengan menurut asosiasi industri penerbangan yang memberi nasihat soal risiko penerbangan, OPSGROUP, sejumlah pesawat bahkan harus membawa bahan bakar ekstra.