Serangan Udara Tewaskan 50 Warga Myanmar, Dunia Kutuk Junta Militer!

Serangan Udara Tewaskan 50 Warga Myanmar, Dunia Kutuk Junta Militer!

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 12 Apr 2023 09:44 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Ilustrasi -- Tentara junta militer Myanmar (dok. AP Photo/Associated Press)
Naypyitaw -

Sedikitnya 50 orang tewas akibat serangan udara yang dilancarkan militer Myanmar terhadap sebuah acara yang dihadiri para penentang junta di sebuah desa di wilayah Sagaing. Dunia Kecaman internasional pun menghujani junta militer Myanmar, yang mengonfirmasi telah melancarkan serangan terhadap desa itu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (12/4/2023), laporan sejumlah media seperti BBC Burmese, Radio Free Asia (RFA) dan portal berita Irrawaddy beserta keterangan penduduk wilayah Sagaing menyebut sedikitnya 50-100 orang, termasuk warga sipil, tewas akibat serangan udara pada Selasa (11/4) waktu setempat.

Wilayah Sagaing yang terletak dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, telah memberikan perlawanan sengit kepada junta militer, dengan pertempuran berlangsung selama beberapa bulan di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah mayat berserakan di sekitar rumah-rumah yang hancur akibat serangan udara. Video itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh AFP.

Seorang petugas penyelamat terkait Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) yang anti-kudeta, menuturkan kepada AFP bahwa wanita dan anak-anak turut menjadi korban tewas dalam serangan itu. Setelah mengevakuasi korban tewas dan membawa korban luka untuk mendapatkan perawatan medis, petugas penyelamat itu menyebut jumlah korban tewas bisa mencapai 100 orang.

ADVERTISEMENT

Junta militer Myanmar mengonfirmasi pihaknya telah melancarkan serangan udara terhadap desa di wilayah Sagaing itu.

"Ada seremoni pembukaan kantor (Pasukan Pertahanan Rakyat) ... pada (Selasa) pagi hari sekitar pukul 08.00 waktu setempat, di desa Pazi Gyu. Kami telah menyerang lokasi itu," ucap juru bicara junta militer Myanmar Zaw Min Tun dalam pernyataan pada Selasa (11/4) tengah malam.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Pembantaian di Myanmar, 17 Warga Sipil Dipenggal Militer Junta

[Gambas:Video 20detik]



Zaw Min Tun juga mengklaim bahwa sejumlah korban tewas merupakan para petempur anti-kudeta yang berseragam ala militer, meskipun dia juga mengakui 'mungkin ada beberapa orang dengan pakaian sipil'.

"Menurut informasi lapangan yang kami dapatkan, orang-orang tewas bukan hanya karena serangan kami saja. Ada sejumlah ranjau yang ditanam oleh PDF (Pasukan Pertahanan Rakyat) di sekitar area itu," sebutnya.

Dia menambahkan bahwa serangan udara militer Myanmar juga mengenai lokasi penyimpanan bubuk mesiu dan ranjau.

Serangan udara militer Myanmar itu menuai kecaman keras dari komunitas internasional, termasuk dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

"Mengecam keras serangan oleh Angkatan Bersenjata Myanmar hari ini dan menyerukan pihak yang bertanggung jawab untuk diadili," tegas Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dalam pernyataan yang disampaikan juru bicaranya, Stephane Dujarric.

"Menegaskan kembali seruan kepada militer untuk mengakhiri operasi sarat kekerasan terhadap penduduk Myanmar di seluruh wilayah negara itu," imbuh pernyataan tersebut.

Kepala HAM PBB Volker Turk, dalam pernyataan terpisah, menyebut korban tewas akibat serangan udara militer Myanmar itu mencakup anak-anak sekolah yang menampilkan tarian dalam acara tersebut. PBB tidak mengonfirmasi laporan jumlah korban tewas dalam serangan udara itu, namun menyebut ada beberapa warga sipil yang tewas.

Dalam pernyataannya, Turk menuduh junta militer Myanmar sekali lagi telah mengabaikan 'kewajiban hukum yang jelas .. untuk melindungi warga sipil dalam konflik'.

Kecaman juga datang dari Amerika Serikat (AS) yang menyatakan 'sangat prihatin' dengan serangan udara di Myanmar itu.

"Serangan sarat kekerasan ini semakin menggarisbawahi pengabaian rezim terhadap kehidupan manusia dan tanggung jawabnya atas krisis politik dan kemanusiaan di Burma menyusul kudeta pada Februari 2021," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel dalam pernyataannya, menggunakan nama lama Myanmar.

"Amerika Serikat menyerukan rezim Burma untuk menghentikan kekerasan mengerikan ini, mengizinkan akses kemanusiaan tanpa batas, dan menghormati aspirasi demokrasi yang tulus dan inklusif dari rakyat Burma," cetusnya.

Kementerian Luar Negeri Jerman dalam pernyataan via Twitter juga menyampaikan 'kecaman keras terhadap serangan udara militer Myanmar yang menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak'.

"Kami mengharapkan rezim mengakhiri kekerasan terhadap rakyatnya segera," cetus Kementerian Luar Negeri Jerman dalam pernyataannya.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads