ISIS menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada puncak kekuasaannya tahun 2014 lalu, sebelum dipukul mundur di kedua negara. Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Februari lalu memperkirakan ISIS masih memiliki sekitar 5.000-7.000 anggota dan pendukung yang tersebar di kedua negara.
Disebutkan juga oleh laporan PBB bahwa ancaman yang diberikan ISIS dan afiliasinya terhadap perdamaian dan keamanan internasional tergolong tinggi pada paruh kedua tahun 2022, dan mengalami peningkatan di dalam dan sekitar zona-zona konflik di mana militan itu ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengumuman akhir tahun lalu, ISIS menunjuk sosok yang sebelumnya tidak dikenal, yakni Abu al-Hussein al-Husseini al-Quraishi, sebagai pemimpin baru mereka setelah pemimpin sebelumnya tewas dalam serangan di Suriah bagian selatan.
Pekan lalu, kantor berita TASS melaporkan bahwa Rusia memprotes koalisi militer pimpinan AS melawan ISIS soal apa yang disebut sebagai 'tindakan provokatif' oleh Angkatan Bersenjata AS di Suriah.
(nvc/ita)