Presiden Amerika Serikat Joe Biden ikut berkomentar mengenai rencana reformasi peradilan yang memicu aksi demo besar-besaran di Israel. Biden mengingatkan bahwa pemerintah Israel tidak bisa terus mendesak reformasi peradilan yang sangat kontroversial, yang telah memicu kerusuhan dan kritikan di antara sekutu-sekutu Barat.
"Seperti banyak pendukung kuat Israel, saya sangat prihatin.... Mereka tidak dapat melanjutkan jalan ini, dan saya telah menjelaskannya," kata Biden kepada wartawan saat berkunjung ke North Carolina, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (29/3/2023).
"Mudah-mudahan Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu) akan bertindak sedemikian rupa sehingga dia akan mencoba melakukan beberapa kompromi yang tulus, tetapi itu masih harus dilihat," kata Biden. Pemimpin AS itu menambahkan dirinya tidak mempertimbangkan untuk mengundang Netanyahu ke Gedung Putih, setidaknya "tidak dalam waktu dekat."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (29/3/2023):
- Raja Salman Kecam Aksi Pembakaran Al-Qur'an!
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz membahas soal aksi pembakaran Al-Qur'an dalam rapat kabinet terbaru di Istana Al-Salam di Jeddah, pekan ini. Raja Salman mengecam aksi semacam itu.
Seperti dilaporkan Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Alarabiya News, Rabu (29/3/2023), seorang aktivis anti-Islam bernama Rasmus Paludan membakar dua salinan Al-Qur'an pada hari Jumat. Paludan melakukan tindakan provokatif itu dalam aksi protes tunggal di Kopenhagen, Denmark.
Paludan yang berkewarganegaraan ganda Denmark-Swedia sebelumnya memicu kemarahan umat Muslim, termasuk Turki, dengan menggelar aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia pada 21 Januari lalu.
Pada Jumat (24/3) lalu, Paludan kembali melakukan aksi serupa di depan sebuah masjid, juga di depan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen. Paludan juga bersumpah akan terus melanjutkan aksi semacam itu setiap hari Jumat hingga Swedia diterima sebagai anggota aliansi NATO.
Baca juga: Raja Salman Kecam Aksi Pembakaran Al-Qur'an! |
- Jelang Kunjungan Biden, Tingkat Ancaman Teror Irlandia Utara Dinaikkan
Pemerintah Inggris menaikkan tingkat ancaman teror di Irlandia Utara menjadi "parah" pada hari Selasa (28/3) waktu setempat. Ini dilakukan menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk menandai peringatan 25 tahun perjanjian perdamaian penting.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (29/3/2023), badan mata-mata domestik Inggris, MI5 menilai bahwa risiko serangan telah berubah dari "substansial" menjadi "parah", yang berarti sebuah insiden dinilai "sangat mungkin terjadi", kata Sekretaris Irlandia Utara Chris Heaton-Harris.
Irlandia Utara mengalami tiga dekade konflik sektarian atas pemerintahan Inggris, yang dikenal sebagai "The Troubles", yang merenggut sekitar 3.500 nyawa.
Namun provinsi tersebut berubah sejak Perjanjian Jumat Agung diadopsi pada 10 April 1998.
- Pertama Kali, Rusia Tembak Jatuh Roket Jarak Jauh AS untuk Ukraina
Rusia mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya telah menembak jatuh sebuah roket jarak jauh Ukraina, yang dipasok Amerika Serikat (AS). Senjata semacam itu disebut Kiev sebagai kunci dalam mengantisipasi serangan balik terhadap pasukan Moskow yang terus menginvasi wilayahnya.
Seperti dilansir AFP, Rabu (29/3/2023), pengumuman itu disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia usai Ukraina mengungkapkan telah menerima pasokan tank modern Leopard dan Challenger dari Jerman dan Inggris, yang akan digunakan untuk memukul mundur pasukan Moskow di timur dan selatan wilayahnya.