Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz membahas soal aksi pembakaran Al-Qur'an dalam rapat kabinet terbaru di Istana Al-Salam di Jeddah, pekan ini. Raja Salman mengecam aksi semacam itu.
Seperti dilaporkan Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Alarabiya News, Rabu (29/3/2023), seorang aktivis anti-Islam bernama Rasmus Paludan membakar dua salinan Al-Qur'an pada hari Jumat. Paludan melakukan tindakan provokatif itu dalam aksi protes tunggal di Kopenhagen, Denmark.
Paludan yang berkewarganegaraan ganda Denmark-Swedia sebelumnya memicu kemarahan umat Muslim, termasuk Turki, dengan menggelar aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia pada 21 Januari lalu.
Pada Jumat (24/3) lalu, Paludan kembali melakukan aksi serupa di depan sebuah masjid, juga di depan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen. Paludan juga bersumpah akan terus melanjutkan aksi semacam itu setiap hari Jumat hingga Swedia diterima sebagai anggota aliansi NATO.
Swedia, bersama Finlandia, diketahui berupaya untuk bergabung aliansi militer NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu. Langkah itu menandai pergeseran bersejarah untuk kedua negara yang sebelumnya memegang kebijakan nonblok.
Namun, upaya itu membutuhkan persetujuan dari seluruh anggota NATO, salah satunya Turki. Usai pembakaran Al-Quran di Stockholm beberapa waktu lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Swedia untuk tidak mengharapkan dukungan Turki untuk bergabung NATO.
Ankara juga menunda tanpa batas waktu pertemuan penting di Brussels untuk membahas keanggotaan Swedia dan Finlandia.
Dalam rapat pada Selasa (28/3) waktu setempat, kabinet pemerintahan Saudi mengecam upaya pembakaran Al-Qur'an dan menekankan perlunya konsolidasi nilai-nilai dialog, toleransi dan rasa hormat, serta menolak segala sesuatu yang menyebarkan kebencian dan ekstremisme.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Murka Orang Muslim Atas Aksi Bakal Al-Qur'an Rasmus Paludan':
(nvc/ita)