Presiden Israel Isaac Herzog menyerukan penghentian segera untuk reformasi peradilan kontroversial yang terus diupayakan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Seruan itu disampaikan usai Netanyahu memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant yang melontarkan seruan serupa.
Seperti dilansir AFP, Senin (27/3/2023), seruan Herzog itu disampaikan menyusul unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung di ibu kota Tel Aviv sejak Minggu (26/3) malam, dengan para demonstran memprotes reformasi peradilan yang dianggap mengancam demokrasi Israel.
Peran Herzog sebagai Presiden Israel diketahui sebagian besar bersifat seremonial belaka.
"Demi persatuan rakyat Israel, demi tanggung jawab yang dibutuhkan, saya menyerukan kepada Anda untuk segera menghentikan proses legislatif," cetus Herzog dalam pernyataannya pada Senin (27/3) waktu setempat.
Koalisi pemerintahan Netanyahu tengah mendorong reformasi peradilan yang akan memberikan wewenang lebih besar kepada pemerintah untuk memilih hakim dan membatasi wewenang Mahkamah Agung dalam membatalkan undang-undang.
Hal tersebut memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran di Israel dan membuat sekutu-sekutu Tel Aviv, termasuk Amerika Serikat (AS), menyatakan keprihatinan. Para pengkritik menyebut perombakan semacam itu akan memperlemah pengadilan, membahayakan kebebasan sipil dan merugikan perekonomian negara.
Namun pemerintah Israel mengklaim perubahan semacam itu akan membatasi jangkauan Mahkamah Agung dan justru memulihkan keseimbangan antara cabang-cabang kekuasaan antara para anggota parlemen dan otoritas peradilan.
Gallant yang sebelumnya menjabat Menhan dan merupakan sekutu dekat Netanyahu, dipecat setelah menyerukan penghentian reformasi peradilan itu. Para anggota parlemen Israel dijadwalkan menggelar voting soal bagian sentral dari proposal reformasi peradilan, termasuk soal cara penunjukan hakim yang berubah.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Netanyahu Pecat Menhan Yoav Gallan, Israel Memanas!
(nvc/ita)