Seorang tentara Rusia dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara karena membelot dan menolak ikut berperang di Ukraina. Tentara berusia 36 tahun ini melarikan diri dari Rusia saat Kremlin mengumumkan program wajib militer.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (24/3/2023), Mayor Mikhail Zhilin (36) yang merupakan personel dari Dinas Perlindungan Federal Rusia melarikan diri ke Kazakhstan tahun lalu setelah Kremlin mengumumkan program wajib militer untuk berperang di Ukraina.
Laporan situs berita lokal Taiga.info menyebut Zhilin terdeteksi menyeberangi perbatasan Rusia-Kazakhstan secara ilegal melewati hutan, sedangkan istri dan anaknya menggunakan kendaraan melintasi pos pemeriksaan di perbatasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zhilin mencari status pengungsi di negara bekas Uni Soviet itu, namun permintaannya ditolak dan otoritas Kazakhstan menghentikannya pergi ke Armenia.
Kazakhstan menyerahkan Zhilin kepada Rusia pada akhir tahun lalu, yang memicu penjatuhan vonis langka terhadap seorang tentara yang membelot atau melakukan desersi.
Menurut laporan Taiga.info, sebuah pengadilan di kota Barnaul menyatakan Zhilin bersalah atas dakwaan melakukan desersi dan melintasi perbatasan secara ilegal. Selain dihukum bui, Zhilin juga dicopot dari pangkatnya.
Seorang pegawai pengadilan Barnaul saat dihubungi via telepon mengonfirmasi bahwa Zhilin telah dijatuhi hukuman, namun menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut soal kasus itu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Ratusan ribu warga Rusia melarikan diri dari negaranya tahun lalu karena program mobilisasi militer yang diberlakukan Kremlin. Banyak warga Rusia yang kabur ke Kazakhstan yang berbagi perbatasan darat terpanjang dengan Rusia.
Namun berbeda dengan warga-warga Rusia yang kabur ke luar negeri itu, Zhilin disebut memiliki akses kepada informasi yang dianggap rahasia karena pekerjaannya di lembaga keamanan yang bertanggung jawab langsung untuk keamanan Presiden Vladimir Putin.
Menurut keluarganya, otoritas Moskow bersikeras mendapatkan Zhilin kembali.