Geger Drone Paman Sam Dihantam Jet Tempur Rusia Jatuh di Laut Hitam

Geger Drone Paman Sam Dihantam Jet Tempur Rusia Jatuh di Laut Hitam

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 15 Mar 2023 22:36 WIB
INDIAN SPRINGS, NV - NOVEMBER 17:  (EDITORS NOTE: Image has been reviewed by the U.S. Military prior to transmission.) An MQ-9 Reaper remotely piloted aircraft (RPA) flies by during a training mission at Creech Air Force Base on November 17, 2015 in Indian Springs, Nevada. The Pentagon has plans to expand combat air patrols flights by remotely piloted aircraft by as much as 50 percent over the next few years to meet an increased need for surveillance, reconnaissance and lethal airstrikes in more areas around the world.  (Photo by Isaac Brekken/Getty Images)
Foto: Drone AS (Getty Images/Isaac Brekken)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) dan Rusia kembali bersitegang. Ketegangan itu terjadi usai jet tempur Rusia dituding menabrak drone milik AS hingga jatuh di Laut Hitam.

Tudingan itu disampaikan militer AS. AS menyebut pesawat tak berawak-nya itu sedang dalam misi rutin di wilayah udara internasional. Kemudian, 2 jet tempur Rusia mencoba untuk mencegatnya.

Komando Eropa AS mengatakan insiden itu adalah hasil dari 'tindakan tidak profesional oleh Rusia'. Sebelum bertabrakan dengan drone AS itu, 2 pesawat tempur Su-27 Rusia disebut mencegat MQ-9 Reaper tak berawak itu di atas perairan internasional dan satu memotong baling-balingnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa kali sebelum tabrakan, Su-27 membuang bahan bakar dan terbang di depan MQ-9 dengan cara yang sembrono, tidak ramah dan tidak profesional," kata Komando Eropa AS.

AS Panggil Dubes Rusia

AS pun kemudian langsung memanggil Duta Besar (Dubes) Rusia di Washington DC untuk memprotes jatuhnya drone tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kami terlibat langsung dengan Rusia, sekali lagi di tingkat senior, untuk menyampaikan keberatan kami yang kuat atas pencegatan yang tidak aman dan tidak profesional ini, yang menyebabkan jatuhnya pesawat tak berawak AS," ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, seperti dilansir AFP, Rabu (15/3/2023).

Duta Besar Rusia di Washington DC, sebut Price, telah hadir di Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (14/3) sore waktu setempat. Disebutkan juga oleh Price bahwa Duta Besar AS di Moskow telah mendaftarkan 'keberatan yang kuat'.

Price dalam pernyataannya juga menyebut insiden ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional.

Rusia bantah tabrak drone AS. Simak di halaman selanjutnya.

Rusia Bantah

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya mengerahkan jet tempur menyusul terdeteksinya pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) di atas Laut Hitam. Rusia membantah jet tempurnya menjadi penyebab jatuhnya drone AS itu.

"(Drone AS) di atas perairan Laut Hitam di wilayah semenanjung Krimea (terbang) menuju perbatasan negara Rusia," kata militer Rusia.

Rusia menambahkan bahwa drone itu terbang dengan 'transponder dimatikan' dan jet tempur dikerahkan 'untuk mengidentifikasinya'.

"Akibat manuver tajam sekitar pukul 09.30 MSK (06.30 GMT), kendaraan udara tak berawak MQ-9 memasuki penerbangan tak terkendali dengan kehilangan ketinggian dan bertabrakan dengan permukaan air," kata kementerian tersebut.

"Pejuang Rusia tidak menggunakan senjata mereka, tidak melakukan kontak dengan UAV dan dengan aman kembali ke lapangan terbang asal mereka," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Rusia Tuding Drone AS Kumpulkan Data

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov menyebut drone militer AS tengah mengumpulkan data pengintaian untuk digunakan oleh pasukan Ukraina dalam serangan di masa mendatang terhadap wilayah dan tentara Moskow.

Otoritas Washington sebelumnya mengatakan bahwa drone militer jenis MQ-9 Reaper jatuh di Laut Hitam usai ditabrak oleh jet tempur Rusia. Tuduhan itu telah dibantah oleh otoritas Moskow yang balik menyebut drone AS mengudara di dekat perbatasannya.

Seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Antonov menyampaikan tuduhan terbaru itu dalam communique atau pernyataan resmi yang dirilis terkait jatuhnya drone AS itu.

"Tindakan yang tidak bisa diterima dari militer Amerika Serikat di dekat perbatasan kami menjadi hal yang memprihatinkan. Kami sangat menyadari misi pengintaian dan drone penyerang yang digunakan," kata Antonov dalam pernyataannya.

Antonov kemudian mengutip pernyataan Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Komunikasi Strategis, John Kirby, yang menyatakan bahwa drone AS melakukan misi penerbangan semacam itu setiap hari.

"Apa yang dilakukan drone itu ribuan mil jauhnya dari Amerika Serikat? Jawabannya jelas -- drone itu mengumpulkan informasi intelijen yang nantinya digunakan oleh rezim Kiev untuk menyerang Angkatan Bersenjata dan wilayah kami," tuduh Antonov merujuk pada drone AS yang mengudara di Laut Hitam sebelum terjatuh.

"Mari kita tanyakan pertanyaan retorik: Jika, contohnya, sebuah drone penyerang Rusia muncul di dekat New York atau San Francisco, bagaimana Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS bereaksi? Saya cukup yakin bahwa militer AS akan bertindak tanpa kompromi dan tidak akan membiarkan wilayah udaranya atau perairan teritorialnya dilanggar," cetusnya.

Antonov pun menyebut insiden ini sebagai provokasi. "Kami memandang insiden ini sebagai provokasi," kata Antonov.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads