Korea Utara (Korut) kembali melakukan peluncuran rudal dari wilayahnya. Sedikitnya, dua rudal balistik jarak pendek terdeteksi diluncurkan oleh Pyongyang yang kemudian jatuh ke lepas pantai timur.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (14/3/2023), militer Korea Selatan (Korsel) mendeteksi dua rudal Korut ditembakkan pada Selasa (14/3) pagi, sekitar pukul 07.40 waktu setempat, dari Provinsi Hwanghae Selatan, dekat pantai barat Korut.
Laporan Kepala Staf Gabungan Militer Korsel (JCS) menyebut rudal-rudal itu mengudara sejauh 620 kilometer sebelum terjatuh ke lautan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, JCS menegaskan bahwa militer Korsel tengah dalam kondisi siaga tinggi dan mempertahankan postur kesiapan penuh dalam koordinasi erat dengan Amerika Serikat (AS).
Otoritas Seoul juga menyampaikan 'kecaman keras' kepada Korut, dan menyebut peluncuran rudal berulang kali oleh rezim komunis itu sebagai provokasi serius yang mengancam perdamaian dan keamanan kawasan, serta merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Aliansi Korea Selatan dan AS akan melakukan latihan dan pelatihan sesuai rencana bahkan jika Korea Utara berusaha menghambat latihan Freedom Shield kami dengan provokasi," tegas juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataannya.
Juru bicara itu merujuk pada latihan gabungan Freedom Shield 23 yang digelar oleh militer Korsel dan AS sejak Senin (13/3) waktu setempat, dan akan berlangsung selama 11 hari ke depan. Latihan itu akan digelar dalam skala besar-besaran yang belum pernah terjadi sejak tahun 2017, untuk menangkal ancaman Korut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Gaya Kim Jong Un Awasi Uji Rudal Sebelum 'Perang Nyata'':
Secara terpisah, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida menyatakan negaranya tengah mengumpulkan informasi soal peluncuran rudal terbaru Korut. Otoritas Tokyo belum mengonfirmasi dampak kerusakan apapun akibat rudal Pyongyang itu.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, menyatakan rudal Korut itu belum terkonfirmasi apakah sempat mengudara di atas wilayah atau zona ekonomi eksklusif Jepang.
"Kami melihat ada kemungkinan bahwa Korea Utara akan meningkatkan tindakan provokatif lebih lanjut, termasuk peluncuran rudal dan uji coba nuklir," sebut Matsuno dalam pernyataannya.
"Kami akan melanjutkan kerja sama erat dengan AS dan Korea Selatan terkait pergerakan militer Korea Utara, dan mengumpulkan dan menganalisis informasi dengan pengintaian," imbuhnya.
Peluncuran dua rudal balistik Korut ini dilakukan dua hari setelah Korut menguji coba dua rudal yang ditembakkan dari sebuah kapal selam. Kedua rudal itu disebut sebagai rudal jelajah strategis, yang merujuk pada jenis rudal yang mampu membawa muatan nuklir.
Aktivitas-aktivitas peluncuran rudal Korut itu dilakukan kurang dari sepekan setelah pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un, memerintahkan militer untuk meningkatkan latihan untuk menangkal dan merespons 'perang sungguhan' jika diperlukan.